Suara.com - Pada Kamis (28/4/2022) Hailey Bieber akhirnya mengungkap kondisinya satu bulan lalu saat ia tetiba mengalami gejala mirip stroke, yang terjadi saat ia sedang makan dengan sang suami, Justin Bieber.
Dokter mendiagnosisnya dengan serangan iskemik transien atau transient ischaemic attack (TIA), yang lebih sering disebut stroke ringan.
Dalam video YouTube-nya, Hailey mengatakan beberapa faktor yang memungkinkannya terserang stroke ringan, yakni infeksi Covid-19, penerbangan yang lama dari Paris ke Los Angeles, lubang di jantungnya, dan pil KB yang dikombinasi dengan riwayat migrain.
Dari penjelasan tersebut, ahli saraf Gayatri Devi dari Northwell Health, New York City, mencoba membedah masing-masing risiko stroke ringan dari faktor-faktor tersebut.
"Covid-19 memang meningkatkan risiko stroke, terutama pada bulan pertama setelah Anda terinfeksi. Tapi setelah itu normal kembali," jelas Devi, dilansir Today.
Mengenai penerbangan yang lama, Devi mengatakan perjalanan tersebut meningkatkan risiko karena Hailey berada dalam posisi diam dan hal ini lebih mungkin menyebabkan pembekuan darah di kaki, yang kemudian dapat naik ke otak.
"Lubang di jantung Bieber, yang telah ditutup oleh dokter, jelas merupakan faktor yang berkontribusi (terhadap stroke ringan)," sambungnya.
Devi menyebutnya patent foramen ovale (PFO) atau lubang kecil di antara dua ruang atas jantung. Biasanya ini menutup segera setelah lahir, tetapi jika tidak maka risiko terkena stroke lebih besar.
Selain itu, Devi juga membenarkan bahwa alat kontrasepsi berisiko menjadi faktor penyebab TIA karena riwayat medisnya.
Baca Juga: Sempat Terserang Stroke sampai Operasi Jantung, Hailey Bieber Ceritakan Perjuangannya!
Hailey juga mengaku tidak berkonsultasi dengan dokter sebelum meminum pil KB tersebut.
"Jika Anda berusia di atas 35 tahun dan mengalami migrain, Anda tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi," lanjutnya.
Meski tidak jelas mengapa riwayat migrain dapat meningkatkan risiko stroke, Devi mengatakan ada keterkaitan antar keduanya.
Tetapi para wanita tidak perlu khawatir. Hal terpenting adalah selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai pil KB dan selalu kontrol pada satu hingga dua bulan kemudian.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!