Suara.com - Jika Anda merasa lelah sepanjang waktu, Anda mungkin akan mengalami kantuk berlebihan di siang hari atau kelelahan. Sering mengantuk memang sangat umum terjadi, setidaknya tiga hari seminggu pada 20% populasi orang dewasa. Lantas, apa penyebab mudah mengantuk? Berikut ini ulasannya.
Diketahui, kelelahan klinis berarti kurangnya energi fisik atau mental yang menjadi masalah medis. Biasanya ini tidak berkurang walau dengan istirahat. Selain itu juga tidak mudah diobati atau didiagnosis karena ada banyak kemungkinan penyebabnya.
Penyebab Mudah Mengantuk
Kantuk yang berlebihan dan kurang tidur dapat berdampak signifikan pada kesehatan Anda. Seringkali, kelelahan tidak terkait dengan penyakit serius seperti kanker. Tapi itu bisa menjadi tanda masalah kesehatan lainnya yang signifikan, atau terkait dengan risiko dan masalah lain.
Misalnya, kualitas tidur yang buruk dapat meningkatkan kemungkinan Anda tertidur saat mengemudi. Ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, penambahan berat badan, atau peningkatan rasa sakit kronis.
Melansir dari situs Very Well Health, berikut ini beberapa penyebab mudah mengantuk yang perlu diketahui:
- Gaya hidup kurang baik
- Kondisi medis umum (anemia, autoimun, kanker, diabetes, dan lainnya)
- Gangguan tidur
- Efek samping obat
- Stres dan depresi
- Bekerja terlalu keras
- Tidak aktif atau tidak berkegiatan
Masalah Tidur Pada Remeja dan Pekerja
Mengenai masalah tidur pada remaja, banyak faktor yang berkontribusi terhadap masalah kantuk pada remaja dan dewasa. Namun, biasanya penyebab utamanya adalah mereka tidak cukup tidur dan jadwal tidur yang tidak teratur. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi tidur pada remaja antara lain:
- Kegiatan sosial dengan teman sebaya yang mengarah ke waktu tidur lebih lambat.
- Pekerjaan rumah yang harus dilakukan di malam hari.
- Waktu bangun pagi dilakukan untuk waktu mulai sekolah lebih awal.
- Orang tua kurang terlibat dalam pengaturan dan penegakan waktu tidur.
- Pekerjaan, olahraga, atau kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang mengurangi waktu yang tersedia untuk tidur.
Sedangkan masalah mengantuk pada pekerja, biasanya sebagian besar pekerja shift kurang tidur selama 24 jam. Kurang tidur paling banyak terjadi pada pekerja shift malam, mereka yang bekerja shift pagi, dan pekerja shift wanita dengan anak-anak di rumah. Sekitar 60 hingga 70 persen pekerja shift mengalami masalah sering mengantuk.
Baca Juga: Ketahui Kualitas Tidur dengan 7 Pertanyaan Ini, Sudah Merasakannya?
Demikian ulasan mengenai penyebab mudah mengantuk yang perlu Anda perhatikan. Jika Anda mengalami masalah mengantuk atau mengantuk yang berlebihan, segera periksa ke dokter.
Kontributor : Ulil Azmi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda