Suara.com - Tubuh manusia membutuhkan nutrisi gizi seimbang agar sehat dan bisa terhindar dari penyakit. Gizi seimbang mencakup zat gizi makro dan mikro di dalam.
Protein termasuk salah satu nutrisi zat gizi makro yang sangat dibutuhkan tubuh. Protein merupakan rantai panjang asam amino yang disintesis berdasarkan kode yang dibawa oleh informasi genetik berupa DNA.
Selain didapat dari makanan dan minuman, protein juga dapat terbentuk dalam tubuh melalui proses yang disebut sintesis protein.
Dikutip dari Ruang Guru, sintesis protein merupakan proses pembentukan protein yang melibatkan peran DNA dan RNA. RNA adalah materi genetik dengan basa nitrogen terdiri dari Adenin (A), Guanin (G), Sitosin (C) dan Urasil (U).
Secara sederhana, sintesis protein terdiri dari dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi. Tahap pertama dalam sintesis protein berupa transkripsi yang berarti penyalinan sebagian DNA.
Proses ini harus menyalin DNA karena terletak di nukleus, sedangkan proses pembentukan protein berlangsung di ribosom yang letaknya di sitoplasma.
DNA tidak dapat bergerak sendiri menuju ribosom, sehingga dibutuhkan fasilitator yaitu RNA polimerase untuk datang ke DNA, membuat cetakannya, lalu dibawa ke ribosom.
Setelah transkripsi selesai, berlanjut pada proses translasi. Ketika mRNA terbentuk, maka mRNA atau RNA messenger atau RNA “pembawa pesan” bisa membawa kode hasil salinan DNA ke ribosom. mRNA berisi kumpulan dari kodon-kodon DNA.
Setelah tiba di ribosom, maka proses translasi dapat dimulai. Translasi merupakan proses penerjemahan kode DNA sehingga menghasilkan rantai polipeptida penyusun protein.
Baca Juga: Bahaya! Waspada 3 Cara Mikroplastik Masuk ke Tubuh Manusia
Secara singkat, sintesis protein merupakan proses pembentukan protein dari DNA oleh RNA yang tahapannya terdiri dari transkripsi dan translasi.
Setelah mempelajari sintesis protein, maka dapat diketahui juga bagaimana proses perubahan gen dari DNA sampai menjadi protein.
Kebutuhan protein dalam tubuh dipengaruhi oleh kualitas protein yang ada dalam makanan. Untuk memenuhi kebutuhan protein, bisa mengonsumsi sumber dari hewani seperti daging, telur, dan susu.
Tetapi, walaupun sudah mengonsumsi makanan-makanan tersebut, belum tentu protein di dalamnya bisa digunakan untuk sintesis protein. Karena bisa jadi sintesis protein dalam tubuh memang terganggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Panglima TNI Kunjungi PPAD, Pererat Silaturahmi dan Apresiasi Peran Purnawirawan
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
Pilihan
-
Desy Yanthi Utami: Anggota DPRD Bolos 6 Bulan, Gaji dan Tunjangan Puluhan Juta
-
Kabar Gembira! Pemerintah Bebaskan Pajak Gaji di Bawah Rp10 Juta
-
Pengumuman Seleksi PMO Koperasi Merah Putih Diundur, Cek Jadwal Wawancara Terbaru
-
4 Rekomendasi HP Tecno Rp 2 Jutaan, Baterai Awet Pilihan Terbaik September 2025
-
Turun Tipis, Harga Emas Antam Hari Ini Dipatok Rp 2.093.000 per Gram
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?