Suara.com - Kementerian Kesehatan memastikan masyarkat yang memiliki Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN berupa BPJS, bisa melakukan pemeriksaan deteksi dini penyakit jantung secara gratis.
Tes itu bisa dilakukan di Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang dikoordinasikan melalui RT/RW setempat.
Kepala Sub Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Kementerian Kesehatan dr. Theresia Sandra Diah Ratih mengatakan, tes gratis merupakan salah satu program pemerintah untuk mengurangi jumlah kasus penyakit jantung dan kematian akibat penyakit tersebut.
"Tren penyakit jantung di Indonesia semakin tahun, semakin meningkat, karena pengidap diabetes, obesitas, dan hipertensi juga meningkat," kata dr. Sandra dalam webinar 'Berdamai dengan Gagal Jantung', Selasa (31/5/2022).
Penyakit jantung termasuk salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang jarang disadari oleh masyarakat Indonesia.
Dokter Sandra menyebut, hanya 3 dari 10 pengidap PTM di Indonesia yang terdeteksi penyakitnya. Selebihnya, tidak menyadari telah sakit karena PTM tidak ada gejala dan tanda sampai terjadi komplikasi dalam tubuh.
"Dari 10 orang hanya tiga yang sadar. Dari tiga orang itu pun hanya satu orang yang mau berobat teratur. Lainnya berpikir mau minum obat ataupun tidak, tetap sakit, jadi memilih tidak minum obat," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Kemenkes mengampanyekan program untuk cek kesehatan rutin sebagai upaya deteksi dini penyakit tidak menular. Pada tes kesehatan itu umumnya akan diperiksa tekanan darah, gula darah, serta berat badan dan tinggi badan.
Dokter Sandra menyampaikan bahwa deteksi dini itu juga untuk mencari orang-orang yang memiliki faktor risiko kardiovaskuler karena mengidap hipertensi, diabetes, juga obesitas.
Baca Juga: Lansia Perlu Mengonsumsi Nutrisi Tepat untuk Kesehatan Jantung, Terutama Buah Zaitun
"Masalah penyakit jantung di Indonesia penyebab utamanya adalah tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, dan gula darah yang tinggi juga obesitas. Kondisi ini diketahui bahwa hipertensi, diabetes, dan obesitas menduduki lima besar faktor risiko yang menyebabkan beban penyakit jantung," tuturnya.
Dokter Sandra mengatakan bahwa deteksi dini penyakit jantung tersebut bisa dilakukan mulai usia 15 tahun ke atas.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
Terkini
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak