Suara.com - Cacar monyet atau monkeypox adalah infeksi virus langka yang berasal dari Afrika. Ada dua varian cacar monyet, yakni varian dari Afrika barat dan Afrika tengah.
Varian cacar monyet yang sekarang ini menyebar di seluruh Inggris adalah bentuk yang paling tidak mematikan, yakni varian cacar monyet dari Afrika barat.
Panduan dari UKHSA (Badan Keamanan Kesehatan Inggris) mengatakan mereka yang terinfeksi cacar monyet dengan gejala tidak boleh berhubungan seks.
Pedoman tersebut dikeluarkan karena ada 71 kasus tambahan cacar monyet yang terdeteksi di Inggris.
Sejauh ini, total sudah 179 kasus cacar monyet yang terdeteksi di Inggris sejak 7 Mei 2022. Sebagian besar kasus cacar monyet telah terdeteksi di Inggris dengan hanya sedikit kasus yang terdeteksi di Irlandia Utara, Skotlandia, dan Wales.
Meskipun cacar monyet ini memicu kekhawatiran, UKHSA mengatakan risiko penyebaran cacar monyet di publik ini masih rendah karena tidak mudah menyebar seperti virus corona Covid-19.
Virus cacar monyet ini diyakini tidak membutuhkan aturan pembatasan sosial, seperti yang diterapkan selama pandemi virus corona Covid-19. Adapun gejala cacar monyet meliputi:
- Ruam
- Suhu tinggi
- Nyeri otot
- Sakit punggung
- Pembengkakan kelenjar
- Menggigil
- Kelelahan
Gejala cacar monyet biasanya muncul 1 sampai 5 hari setelah infeksi awal dan hilang setelah beberapa minggu.
Pasien dengan kondisi ini disarankan untuk mengisolasi diri selama 3 minggu dan menghindari kontak dengan hewan peliharaan di rumah.
Baca Juga: Cegah Penularan Cacar Monyet, Dinkes DKI Imbau Warga Terapkan PHBS
Cacar monyet biasanya menyebar melalui kontak dekat dengan individu lain melalui tetesan besar dan kontak dengan seprai atau pakaian orang yang terinfeksi.
UKHSA telah menyarankan semua pasangan untuk berhati-hati dengan gejala cacar monyet. Karena, penyakit ini bisa menular melalui hubungan seks.
Sementara itu, Dr Rosamund Lewis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan dirinya tidak khawatir mengenai pandemi global untuk cacar monyet.
"Kami khawatir seseorang bisa terinfeksi penyakit ini melalui paparan berisiko tinggi jika mereka tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkan," kata Dr Lewis dikutip dari Express.
Meskipun banyak pasien yang tertular penyakit ini adalah golongan LGBTQ, para pejabat kesehatan mengatakan siapa pun bisa tertular cacar monyet tanpa memandang orientasi seksual mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien