Suara.com - Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin blak-blakan ungkap dugaan keberadaan mafia obat di Indonesia,. Menurut Budi , hal itu jadi salah satu penyebab sulitnya membangun pabrik obat berbasis plasma dan pabrik obat asli dalam negeri.
Ia mengungkapkan mendapati temuan yang cukup aneh. Dengan potensi penduduk Indonesia 270 juta jiwa seharusnya jadi produsen obat berbasis plasma darah terbesar di dunia..
"Orang di Indoneaia 270 juta, harusnya Indonesia jadi produsen plasma darah nomor 4 terbesar di dunia, masa produk obat plasma semuanya import, itu nggak bener. Pasti ada mafia yang nggak mau kita bikin pabriknya di sini," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers Kick Off Change Source, Kamis (2/6/2022).
Obat plasma darah adalah salah satu metode pengobatan menggunakan plasma darah untuk menangani berbagai masalah kesehatan seperti sistem kekebalan tubuh, pendarahan, gangguan pernapasan hingga penyembuhan luka.
Sehingga dengan potensi besarnya penduduk Indonesia yang bisa jadi sumberdaya, ia merasa aneh jika tidak ada pengusaha yang tertarik membuat dan mengembangkan pabrik obat berbasis plasma darah.
Menkes Budi juga menduga mafia obat ini mengatur dan melakukan segala upaya agar tidak ada pengusaha tertarik membuat pabrik obat tersebut.
"Sehingga kalau mau dibikin, dibuat itung-itungannya nggak pernah untung. Ya nggak mungkinlah! Saya ini bekas bankir, pasti ada itungannya yang bikin itu untung, apalagi kalau negara mau bantu," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, mengembangkan dan memproduksi obat-obatan di Indonesia jadi salah satu upaya agar Indonesia punya sistem ketahanan kesehatan yang unggul.
Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi wabah, seperti pandemi Covid-19 Indonesia tidak tergantung dari obat dan vaksin impor, karena sudah jadi negara mandiri.
Baca Juga: Kapan Indonesia Keluar dari Pandemi Covid-19? Ini Jawaban Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Ia mengatakan Indonesia harus bisa melakukan transformasi sistem kesehatan, dan krisis karana pandemi jadi ajang tepat untuk menjalani berbagai program kesehatan.
"Setiap kali ada krisis, Indonesia selalu berhasil lakukan reformasi atau transformasi, seperti di 1998 ada transformasi di semua bidang sektor saya di perbankan. Sekarang ada krisis sektor kesehatan, saatnya lakukan tranformasi kesehatan secara massif," pungkas Menkes Budi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis