Suara.com - Menanggapi temuan Global Adult Tobacco Survey atau GATS 2021 yang baru saja dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menyatakan Indonesia dalam kondisi darurat rokok
GATS adalah survei yang dilakukan Kemenkes bekerjasama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Center for Disease Control and Prevention (CDC), yang memotret perilaku dan dinamika konsumsi rokok di seluruh dunia, dan kali ini riset khusus untuk Indonesia.
"Hasil GATS 2021 sangatlah mengkhawatirkan, sebab laporan GATS membuktikan bahwa konsumsi rokok di Indonesia dalam kondisi yang emergency, darurat," ujar Tulus dalam acara diskusi Lentera Anak Indonesia dan Komnas Pengendalian Tembakau, Jumat (3/6/2022).
Kondisi darurat konsumsi rokok Indonesia ini ditandai dengan temuan GATS 2021, bahwa selama 10 tahun terakhir perokok Indonesia meningkat 8,8 juta dibanding 2011.
Mirisnya lagi temuan GATS mendapati bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak yang membelanjakan uangnya untuk beli rokok, dibanding membeli produk bahan pokok untuk gizi yakni beras, padi, sayuran, ikan, telur, susu maupun daging.
"Menurut hasil GATS juga membuktikan terjadi lompatan iklan dan promosi rokok di media internet. Jika pada 2011 iklan rokok di internet hanya 1,9 persen saja, maka pada 2021 iklan rokok di internet menjadi 21,4 persen," ungkap Tulus.
Ia juga menyoroti potensi penyakit tidak menular yang terus bermunculan karena bertambahnya jumlah perokok Indonesia. Potret ini sudah terlihat dari data Riskesdas 2018, penyakit kanker meningkat hingga 1,8 persen dari 1,4 persen di 2013.
Selanjutnya penyakit stroke meningkat dari 7 persen jadi 10,9 persen, penyakit ginjal kronis dari 2 persen jadi 3,8 persen, dan penyakit diabetes melitus bertambah dari 6,9 persen jadi 8,5 persen.
"Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular dipicu oleh pola konsumsi dan gaya hidup yang tidak sehat, dan konsumsi rokok menjadi pemicu utamanya," tutupnya.
Sementara itu, survei GATS sendiri dilakukan dengan mewawancara sebanyak 8.305 orang di 2011, dibandingkan dengan wawancara terhadap 9.156 orang di 2021.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa