Suara.com - Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kanker. Namun, Anda mungkin belum tahu beberapa minuman bisa meningkatkan risiko kanker.
Menurut beberapa penelitian, minuman jus buah tertentu dapat meningkatkan risiko kanker esofagus hingga 70 persen. Minuman jus buah dengan pemanis buatan ini cukup populer, tetapi bisa meningkatkan risiko kanker.
Satu hal yang menyebabkan minuman ini bisa meningkatkan risiko kanker adalah zat pemanisnya, sukrosa dan sirup jagung fruktosa tinggi.
Secara alami, jus buah mengandung jumlah antioksidan dan mikronutrien alami yang lebih tinggi. Hanya saja, jus buah terkadang memiliki kandungan gula bebas yang lebih tinggi.
Minuman ini juga mengandung tingkat serat yang sangat rendah, dibandingkan dengan buah utuh yang memberikan beberapa tingkat perlindungan terhadap penyakit.
Bahaya utamanya terletak pada kandungan gula bebas dari jus karena secara langsung berkontribusi pada asupan energi yang berlebihan.
Jika minuman ini sering dikonsumsi, Anda bisa mengalami kenaikan berat badan jangka panjang yang menjadi salah satu risiko kanker.
"Sejauh ini tidak ada banyak bukti bahwa diet rendah gula atau rendah karbohidrat menurunkan kemungkinan Anda terkena kanker," kata ahli dikutip dari Express.
Kecuali kanker kerongkongan, saluran yang mengalir dari jantung ke perut Anda. Sebuah studi menunjukkan bahwa gula dan minuman manis dapat meningkatkan kemungkinan kanker ini hingga 70 persen atau lebih.
Baca Juga: Belasan Ternak di Banyuwangi Mati Mendadak, Diduga Karena Virus PMK
Terlepas dari citranya sebagai minuman sehat, jus buah memiliki kandungan gula tinggi dan indeks glikemiknya lebih tinggi daripada buah utuh.
Beberapa jus buah memiliki hubungan terbalik dengan kanker, yang berarti mereka dapat menurunkan risiko. Misalnya, ada bukti bahwa asupan buah jeruk mengurangi risiko kanker kerongkongan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal pada tahun 2015 menunjukkan bahwa jus dapat menurunkan risiko kanker hingga 37 persen.
Kelompok makanan lain yang terkait dengan peningkatan risiko penyakit ini adalah daging merah yang melepaskan bahan kimia berbahaya ke dalam aliran darah.
Walau begitu, faktor risiko terpenting untuk kondisi ini adalah refluks asam atau mulas, di mana asam naik dari lambung ke tenggorokan.
Kecuali jika kondisinya dibalik, asam dapat mulai menggerogoti jaringan esofagus, yang pada akhirnya meningkatkan risiko kanker.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut