Suara.com - Kasus bullying atau perundungan yang marak terjadi terutama di lingkup sekolah selalu menjadi perhatian masyarakat. Baru-baru ini, BN (13) seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kotamobagu, Sulawesi Utara meninggal dunia akibat mengalami bullying yang dilakukan oleh 9 orang temannya pada Rabu, (12/06/2022) lalu.
Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar di masyarakat, bagaimana bisa anak seusia BN tersebut bisa melakukan kekerasan apalagi di lingkup sekolah. Walau perundungan atau bullying tersebut identik dengan kekerasan fisik, namun nyatanya bentuk bullying bukan hanya berbentuk kekerasan fisik.
Ada beberapa jenis bullying yang marak terjadi dan terkadang tidak disadari oleh banyak orang bahwa perlakuan tersebut termasuk bullying atau perundungan.
Untuk itu, agar dapat mencegah dan mengatasi terjadinya bullying, kenali jenis bullying dan cara mengatasinya sebagai berikut.
1. Physical bullying atau perundungan fisik
Dari semua jenis bullying, hal yang paling identik adalah kekerasan fisik yang dilakukan seseorang atau kelompok ke orang lain. Biasanya, orang yang melakukan bully jenis ini merasa dirinya memiliki kekuatan yang lebih dari orang yang dibully. Hal ini dapat dipicu oleh banyak hal dan sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Kekerasan fisik ini sering terjadi akibat tidak adanya kontrol emosi dari personal dan melihat contoh kekerasan yang terjadi di sekitar mereka.
Untuk mencegahnya, kita harus bisa memahami situasi ketika sedang tersulut emosi dan usahakan untuk tidak menyelesaikan masalah secara fisik, namun bisa dengan cara diskusi antar personal atau kelompok. Jika sudah terlanjur menjadi korban, segera laporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib agar dapat diproses secara hukum.
2. Verbal bullying atau perundungan verbal
Baca Juga: Siswa Meninggal Dunia Diduga Korban Bullying dan Pengeroyokan Temannya Sendiri
Kita mungkin sering mendengar orang yang senang menghina atau mengejek orang lain. Walau terkadang dibalut dengan lelucon, sadarilah bahwa hal tersebut sudah termasuk jenis kekerasan secara verbal. Bukan hanya menghina atau mengejek, bentuk kekerasan verbal lain bisa berbentuk diskriminasi atau intimidasi bahkan ancaman dari perseorangan atau kelompok.
Pengaruh perundungan verbal ini dapat menyebabkan ketakutan yang mendalam bagi korban bahkan sampai menyebabkan adanya gangguan mental. Perundungan verbal ini terkadang sulit dibuktikan karena banyak orang yang tidak memiliki bukti valid, namun hal ini dapat diatasi dengan menyampaikan kejadian ini ke orang terdekat dan menghindari kontak langsung maupun tidak langsung dengan para pelaku bully.
3. Relational bullying
Pernahkah kamu melihat seseorang disekitarmu yang sering dimusuhi atau dijauhkan oleh orang orang di sekitarnya? Bisa jadi, orang tersebut sedang mengalami kekerasan relasi. Setiap orang memang punya hak untuk memilih dengan siapa mereka akan bergaul, namun kekerasan relasi ini biasanya dilakukan oleh beberapa orang yang dengan sengaja merusak reputasi atau hubungan seseorang demi kepuasan pribadi atau kelompok.
Perundungan relasi ini juga marak terjadi di dunia kerja akibat persaingan kerja. Tak jarang, beberapa kelompok yang melakukan kekerasan relasi ini dengan sengaja mempermalukan, memperolok, menyebarkan gosip, dan mengucilkan orang lain demi eksistensi mereka di lingkungan sekitar.
Untuk mencegahnya, kita dapat melaporkan hal ini ke orang yang bertanggungjawab terhadap lingkungan kantor seperti bagian HRD dan menyampaikan keluhan kepada orang yang dapat kita percaya.
Berita Terkait
-
Siswa Meninggal Dunia Diduga Korban Bullying dan Pengeroyokan Temannya Sendiri
-
Jangan Anggap Sepele, Ini Dampak dan Penyebab Bullying di Sekolah
-
5 Fakta Siswa MTS Dibully, Diikat dan Dianiaya Ramai-ramai sampai Nyawa Melayang
-
5 Fakta Siswa MTs di Kotamobagu Tewas Diduga Di-bully Teman, Publik: Semoga Ada Keadilan
-
Innalillahi! Siswa MTS Korban Bullying Hembuskan Nafas Terakhir, Diduga Dianiaya 9 Teman Saat Akan Salat
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia