Suara.com - Kasus harian Covid-19 di Indonesia per Selasa (14/6/2022) bertambah 930, menjadi yang terbanyak sejak April lalu. Satgas Covid-19 RI juga telah mencatat kalau kasus positif mingguan di Indonesia memang telah meningkat sejak awal Juni lalu.
Epidemiologi Universitas Griffith Australia dr. Dicky Budiman mengatakan bahwa gelombang baru di Indonesia mungkin saja terjadi. Terlebih, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah masuk ke Indonesia.
Hanya saja, menurutnya, tren gelombang kasus virus corona akan berbeda apabila dibandingkan dengan lonjakan pertama dan kedua pada 2021.
"Dalam artian berbedanya bukan berarti bahwa virus ini melemah, tapi intinya situasi banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, telah menurun. Upaya deteksi dini menurun sekali, karena situasi yang sudah jauh lebih melandai, termasuk modal imunitas di masyarakat yang juga sudah semakin meningkat dengan dua dosis," paparnya, saat dihubungi suara.com, Selasa (14/6/2022).
Modal kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi bisa mengurangi potensi keparahan penyakit. Sehingga, lonjakan angka kematian masih bisa ditahan.
Tetapi, dokter Dicky mengingatkan bahwa kelompok rentan seperti lansia, orang dengan komorbid, dan anak-anak perlu terus dilindungi dari paparan virus corona. Ia mencontohkan, apa yang terjadi di Portugal saat ini, di mana penumpukan pasien Covid-19 di rumah sakit akibat banyak kelompok rentan yang terinfeksi.
"Itu bisa kita alami, yaitu jumlah beban di rumah sakit meningkat bisa sampai mendekati atau sama dengan (lonjakan varian) Delta. Walaupun kematiannya tidak, tapi beban rumah sakitnya bisa mendekati seperti Delta. Walaupun dalam kaitan, misalnya kurang oksigen, kemungkinan saat ini tidak terlihat seperti itu," ujarnya.
Akibat menurunnya jumlah testing Covid-19 dan gejala infeksi yang lebih ringan karena modal imunitas, bisa jadi banyak kasus positif tidak terungkap.
"Kalau bicara prediksi kasus, paling juga antara 1.000 atau paling tinggi 5.000 itu prediksi yang moderat. Karena juga meskipun kasus infeksi ditemukan, kalau (testing) aktif sekali bisa ditemukan 20.000 sampai 30.000 atau bahkan 50.000. Sekalipun itu mayoritas tidak bergejala atau mayoritas bergejala juga ringan," kata dokter Dicky.
Baca Juga: Beijing Tunda Pembukaan Sekolah Tatap Muka, Gara-gara Kasus Covid-19 Naik Lagi?
Ia mengingatkan bahwa pemerintah masih memiliki tugas untuk mempercepat cakupan vaksinasi booster. Karena meskipun BA.4 dan BA.5 bisa menghindari kekebalan dari vaksin yang ada saat ini, tetapi modal imunitas tersebut tetap penting dimiliki masyarakat untuk meringankan gejala apabila terinfeksi.
"Prediksi puncak bisa akhir Juli, bisa Agustus rawannya. Setidaknya sampai akhir Agustus untuk kerawanan terutama pada kelompok resiko. Makanya 3 dosis ini menjadi sangat penting," ujarnya.
Meski begitu, dokter Dicky menegaskan kalau mencegah terinfeksi Covid-19 tetap langkah yang terbaik yang harus dilakukan. Karena infeksi virus tersebut memiliki dampak jangka panjang yang mungkin bisa terjadi. Untuk itu, modal imunitas perlu tetap diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan.
"Saat ini dengan BA.4 BA.5 terlihat bahwa bisa berdampak pada sistem saraf, otak, bahkan namanya hepatitis ini semakin jelas terkait dengan Covid-19. Artinya kita menghadapi suatu penyakit yang tidak bisa dianggap enteng walaupun dia tidak bergejala karena ada dampak ikutan lainnya yang bisa terjadi. Sehingga prinsip mencegah daripada terinfeksi lebih penting," pesannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru