Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan hewan kurban untuk Idul Adha 2022 akan aman dan lancar meskipun adanya wabah penyakit mulut dan kuku atau penyakit PMK pada hewan ternak di beberapa daerah Indonesia.
Penyakit PMK adalah penyakit pada hewan yang menyerang mulut, saluran napas hingga kuku hewan akibat terinfeksi virus PMK. Namun risiko penularan PMK pada manusia sangatlah rendah dan jarang.
Dikatakan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri bahwa stok hewan kurban di IndoneIa jumlahnya mencapai 2,2 juta ekor, yang terdiri dari sapi, kerbau kambing, dan domba.
"Kami menyampaikan bahwa Kementan berkomitmen untuk tidak menghambat dan tidak menyulitkan pergerakan dan pasokan hewan ternak khususnya menyambut Idul Adha 1443 Hijriah," ujar Kuntoro saat konferensi pers, Selasa (14/6/2022).
Kuntoro merinci per 10 Juni 2022, stok sapi untuk kurban mencapai 882 ribu ekor, kerbau 27 ribu ekor, kambing 962 ribu ekor, dan domba 403 ribu ekor.
"Sementara data kebutuhan hewan qurban sampai dengan haru ini adalah sebesar 1,8 juta ekor. Pemerintah sangat optimis memiliki surplus hewan kurban sejumlah 391 ribu ekor," ungkap Kuntoro.
Sehingga dengan data tersebut, dipastikan permintaan jumlah hewan kurban di Indonesia pada 2022 bertambah 11 hingga 14 persen dibanding 2021.
Tapi ada juga beberapa daerah yang masih minus atau kekurangan stok hewan ternak untuk kurban. Maka solusinya hanya bisa dilakukan dengan pengiriman atau rekayasa lalu lintas hewan kurban antar daerah.
"Mealui rekayasa lalu lintas hewan qurban mau melalui jalur darat dalam satu pulau maupun jalur laur dan pintu masuk pelabuhan daerah hijau," jelasnya.
Baca Juga: Waspada, 5.623 Hewan Ternak di Kabupaten Malang Terpapar Penyakit Mulut dan Kuku
Tapi dalam situasi wabah PMK ini, pengiriman hewan ternak untuk kurban tidak bisa dilakukan sembarang. Ini sebabnya diberlakukan aturan karantina 14 hari sapi yang berasal dari zona hijau atau bebas wabah PMK yang mendatangi zona merah atau daerah wabah PMK.
Bahkan pengiriman hewan dari zona hijau ke zona hijau juga perlu dilakukan checkpoint oleh Dinas Peternakan Provinsi atau Kabupaten.
"Masa 14 hari karantina diperlukan sebagai bagian dari manajemen risiko penyakit, mengingat masa inkubasi virus PMK 14 hari sehingga diharapkan deteksi dini terhadap kasus PMK dapat diketahui lebih awal di tempat asal," tutup Kuncoro.
Berita Terkait
-
Tata Kelola Pupuk Bersubsidi Makin Transparan, Kementan Pastikan Tepat Sasaran
-
Pemerintah Beberkan Fakta di Balik Kenaikan Harga Ayam dan Telur
-
Stok Beras Bulog Menguning, Komisi IV DPR 'Sentil' Kebijakan Kementan dan Bapanas
-
CEK FAKTA: Program Ayam Gratis 2025 dari Kementan
-
Tata Kelola Hewan Kurban Memprihatinkan! Cak Imin Dorong Jakarta Jadi Role Model
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar