Suara.com - Setiap manusia punya kemampuan untuk mengontrol perilakunya agar bisa bersikap baik atau malah menjadi sosok yang buruk. Perilaku tersebut sebenarnya diatur langsung oleh cara kerja otak.
Psikiater dr. Ida Rochmawati, Sp.KJ., menjelaskan bahwa perilaku baik atau buruk manusia tergantung dari cara kerja bagian otak yang bernama prefrontal cortex.
"Pada dasarnya di otak kita ada juga yang namanya kalbu, hati nurani dan itu bisa dibuktikan secara ilmiah."
"Jadi ada di bagian otak manusia yang namanya prefrontal cortex yang fungsinya adalah jadi pemimpin yang memberikan pertimbangan tentang sisi yang baik dan buruk," jelas dokter Ida dalam siaran langsung Instagram bersama Ghazalian Institute, Minggu (19/6/2022).
Bagian itu pula yang kerap mempengaruhi keputusan dalam bersikap, intuisi, empati, bahkan juga hati nurani yang sebenarnya diatur oleh otak.
Dokter Ida menyampaikan, apabila seseorang memiliki perilaku yang buruk, besar kemungkinan akibat ada kesalahan dalam sistem kerja prefrontal cortex dalam otaknya.
"Seseorang yang prefrontal cortex-nya rusak atau tidak berfungsi dengan baik, maka dia tidak bisa bijak dalam mengambil keputusan. Jadi banyak perilaku yang tidak sesuai dengan norma," ujarnya.
Selain norma, perilaku baik juga bisa dipengaruhi oleh ajaran-ajaran dari kepercayaan spiritual seseorang. Hal itu pula diatur dalam otak.
Dokter Ida mengatakan bahwa di dalam otak manusia jugabada bagian 'God Spot'. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa God Spot tersebut menjadi titik Ketuhanan yang berkaitan dengan ajaran spiritual.
Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Alzheimers Disease: Penyakit yang Menyerang Lansia
Area itu ada di daerah logos temporal, bagian otak yang apabila distimulus dengan ayat-ayat terkait dengan Ketuhanan maka akan terjadi peningkatan aliran darah ke bagian otak tersebut.
"Jadi pada dasarnya manusia itu sendiri memiliki naluri untuk Ketuhanan menjadi orang baik. Cuma memang betul saya akui, kadang-kadang ketika dua dimensi ini seolah-olah terpisah maka akan saling meniadakan satu sama lain."
"Ketika kita bicara jiwa secara materi maka kita akan ngomong yang penting otakku bener jiwa bener, padahal ini saling terkait satu sama lain," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia