Suara.com - Tingkat kematian Covid-19 di Jepang disebut menjadi yang terendah di antara negara-negara kaya di dunia, berdasarkan analisis Bloomberg.
Kematian Covid-19 di Jepang dilihat dari per kapita jumlah penduduk, yakni 246 per 1 juta orang, terendah dari 38 anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD, menurut Our World in Data.
Hal tersebut makin jadi sorotan mengingat Jepang memiliki jumlah penduduk lansia tertinggi di dunia. Jepang menggeser Selandia Baru dalam tingkat kematian terendah.
Selandia Baru kini berada di 257 per 1 juta penduduk, naik setelah negara itu menghadapi gelombang virus akibat paparan Omicron.
Para ahli kesehatan mengatakan kalau kebiasaan menggunakan masker, vaksinasi yang ekstensif, dan populasi yang sudah sehat menjadi faktor inti dari rendahnya kematian Covid-19 di Jepang.
Masyarakat di negara itu juga terus mematuhi langkah dasar dalam pencegahan infeksi, salah satunya menghindari kerumunan dan tempat-tempat yang berventilasi buruk. Langkah-langkah itu juga diperkuat dengan program vaksinasi Covid-19 yang kuat di Jepang dan perawatan medis gratis.
Kematian akubat infeksi virus corona berhasil ditekan Jepang tanpa melakukan pembatasan secara ketat terhadap aktivitas masyarakat. Pemerintah Jepang bahkan tidak penerapan penguncian denga pengawasan polisi, sebagaimana dilakukan banyak negara.
Selama keadaan darurat, pemerintah justru menempatkan tanggung jawab atas pencegahan Covid-19 pada pelaku bisnis dan individu untuk mengubah perilaku mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat kalau tingkat kematian Covid-19 di Jepang turun, dibandingkan saat pandemi hingga 2020 dan 2021.
Baca Juga: Malaysia Laporkan 2.217 Kasus Baru Covid-19, Semuanya Penularan Lokal
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Lancet pada Maret lalu juga dikatakan bahwa kematian akibat faktor lain di luar Covid-19, enam kali lebih tinggi daripada kematian akibat virus corona yang dilaporkan selama 2020-2021.
Ada sekitar 9.000 kematian lebih sedikit selama tahun 2020 dibandingkan pada tahun 2019, meskipun angka itu meningkat kembali tahun lalu, menurut angka pemerintah.
"Tingkat kematian di Jepang yang rendah menunjukkan strateginya berhasil," kata kepala pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Pusat Nasional untuk Kesehatan Global, Kedokteran, dan penasihat pemerintah Tokyo Takao Ohmagari, dikutip dari Bloomberg.
Para ahli mengungkapkan beberapa faktor keberhasilan Jepang menekan kematian pada pasien Covid-19, di antaranya:
1. Kepatuhan Sosial
Strategi memerangi virus corona di Jepang bergantung pada populasi yang secara sadar mematuhi panduan jarak sosial, terutama ketika kasus meningkat. Ini terbukti lebih efektif daripada tindakan buka-tutup pembatasan kegiatan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya