Suara.com - Ingin menurunkan berat badan bukan berarti harus melewatkan sarapan. Makan pagi tidak selalu akan menyebabkan berat badan bertambah, karena ini tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi.
Sejumlah ahli gizi menyarankan untuk lebih banyak konsumsi protein saat sarapan. Menurut laporan tahun 2015 yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, mengonsumsi 25 hingga 30 gram protein setiap kali makan dapat membantu mengelola faktor risiko kardiometabolik, mengontrol nafsu makan, dan membantu penurunan serta pengelolaan berat badan.
Berikut rekomendasi 5 makanan tinggi protein yang bisa disantap saat sarapan, dikutip dari Eat This.
1. Greek Yogurt
Yogurt Yunani biasanya mengandung 14-18 gram protein per porsi. Selain protein, di dalamnya juga terdapat kalsium, probiotik, dan nutrisi lainnya. Yogurt bisa dicampur dengan makanan kaya nutrisi lainnya, seperti buah, kacang-kacangan, dan makanan grain granola.
2. Telur
Telur menjadi protein yang mengandung banyak nutrisi penting lainnya, seperti zat besi, vitamin B12, dan kolin, yang menurut penelitian dapat membantu kesehatan otak. Telur juga mengandung beberapa lemak, sehingga kombinasi protein dan lemak dapat membuat lebih kenyang selama berjam-jam di pagi hari.
3. Bubuk Protein
Mendapatkan protein yang cukup saat sarapan bisa menjadi sedikit tantangan, terutama bagi seseorang yang selalu bepergian. Untuk memastikan bisa dapat cukup protein di hari-hari yang sibuk, cobalah membuat protein shake atau mencampurkan satu sendok bubuk protein ke dalam kopi, yogurt, atau oatmeal.
Baca Juga: 5 Faktor yang Paling Memengaruhi Penurunan Berat Badan, Pejuang Diet Wajib Tahu!
Sebuah studi penelitian tahun 2008 yang diterbitkan dalam Nutrition dan Metabolism menemukan bahwa minum protein shake sebelum sarapan dan makan malam juga mengurangi kalori dan bantu menurunkan berat badan lebih banyak daripada mereka yang hanya mengurangi kalori dan tidak minum shake.
4. Kenari
Kenari mungkin tidak cukup untuk membuat kenyang saat sarapan. Tetapi bisa jadi tambahan yang tepat untuk semangkuk yogurt Yunani atau oatmeal.
Kenari mengandung lemak sehat, serat, dan protein nabati. Diet rendah energi yang diperkaya kenari dapat meningkatkan penurunan berat badan yang sebanding dengan diet pengurangan kepadatan energi standar.
5. Sosis Ayam
Bukan hal buruk untuk mengonsumsi sosis saat sarapan. Asalkan pilih yang berbahan daging ayam. Dalam satu sosis ayam mengandung sekitar 11 gram protein dengan 5 gram lemak, 1,5 gram di antaranya berupa lemak jenuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia