Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mempersiapkan dua laboratorium yang bertujuan untuk melakukan uji coba sampel cacar monyet atau monkeypox sebagai bentuk antisipasi.
Selain mendirikan laboratorium, Kemenkes juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit cacar monyet dan menghimbau masyarakat untuk melakukan perlindungan mandiri dari penularan cacar monyet ini. Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet merupakan virus zoonosis yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Sebagian besar hewan yang rentan dengan penyakit ini adalah hewan pengerat seperti tikus gambia, tupai, primata dan lain sebagainya. Lalu bagaimana cara penularan cacar monyet kepada manusia?
Penularan Cacar Monyet
Penularan cacar monyet dilakukan dari hewan kepada manusia yang terjadi karena kontak langsung seperti terkena darah, cairan tubuh, lesi kulit dan mukosa dari hewan yang terinfeksi. Makan daging yang tidak matang juga faktor risiko yang mungkin saja terjadi.
Sementara itu penularan kepada manusia mungkin saja terjadi apabila terjadi kontak dengan benda yang tekontaminasi virus cacar monyet, seperti lewat pakaian, handuk, seprai, alat makan. Selain itu juga bisa melalui terkena air liur, kontak fisik, hubungan seksual, lesi kulit orang terinfeksi, maupun diturunkan dari ibu ke janin.
Dilansir dari laman resmi PBB, gejala yang ditimbulkan oleh cacar monyet dan dapat dirasakan oleh manusia adalah demam, sakit kepala, nyeri punggung, nyeri otot, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam dan lesi kulit. Ruam biasanya terlihat pada hari pertama hingga ketiga setelah demam.
Gejala yang ditimbulkan oleh cacar monyet bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu melakukan pengobatan lanjutan. Namun disarankan untuk melakukan perawatan pada ruam dan membiarkannya kering dan menutupinya dengan perban untuk melindungi dari debu.
Baca Juga: Lampung Waspada Cacar Monyet, Diskes Lakukan Pemantauan di Tiap Daerah
Gejala cacar monyet ini umumnya terjadi dari 6 hingga 13 hari namun ada juga yang berkisar 5 hingga 21 hari.
Diagnosis Cacar Monyet
Dokter akan melakukan sederet pemeriksaan berdasarkan gejala yang dialami dan jenis ruam yang muncul. Apabila dicurigai sebagai cacar monyet, dokter akan mengumpulkan sampel ke laboratorium.
Selain itu dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan dengan melakukan tes usap PCR, biopsi atau mengambil sampel jaringan kulit, dan tes darah.
Demikian informasi seputar penularan cacar monyet yang wajib untuk diwaspadai. Semoga bermanfaat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C