Suara.com - Memberi anak-anak antibiotik dapat meningkatkan peluang mereka mengembangkan kondisi mematikan di kemudian hari, kata para ahli. Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan dini terhadap antibiotik dapat membunuh bakteri usus yang sehat yang dapat menyebabkan asma di masa dewasa.
Sekitar 75.000 orang Inggris setahun dirawat di rumah sakit karena penyakit itu dan empat orang meninggal setiap hari karena serangan asma.
Peresepan antibiotik pada anak kecil berada pada level tertinggi dalam lima tahun, menurut data dari NHS Business Service Authority (NHSBSA).
Para ilmuwan telah memperingatkan dokter untuk menghindari meresepkan antibiotik pada anak kecil bila memungkinkan. Martin Blaser, direktur Kedokteran di Rutgers dan penulis senior studi tersebut mengatakan bahwa memberi anak-anak antibiotik dapat meningkatkan risiko "masalah jangka panjang yang signifikan dengan alergi dan asma."
Sekitar lima juta orang Inggris hidup dengan kondisi yang dapat memicu kesulitan bernapas dan serangan yang berpotensi fatal. Penelitian yang dipublikasikan di Mucosal Immunology, melibatkan pemberian antibiotik pada tikus dewasa dan tikus yang baru lahir dan melihat bagaimana mereka bereaksi terhadap berbagai alergen.
Para ilmuwan menemukan bahwa hanya bayi tikus yang tersisa dengan masalah asma atau alergi. Timothy Borbet, penulis utama penelitian tersebut mengatakan penelitian tersebut memberikan "bukti kuat bahwa antibiotik menyebabkan respons kekebalan yang tidak diinginkan" pada anak-anak.
Para peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang menerima antibiotik di kemudian hari tidak lebih mungkin untuk mengembangkan asma atau alergi dibandingkan mereka yang tidak.
Awal bulan ini, penelitian menemukan bahwa satu juta orang di Inggris menggunakan inhaler asma yang salah - meningkatkan risiko serangan mematikan.
Antibiotik biasanya diresepkan untuk orang-orang untuk mengobati dan mencegah beberapa jenis infeksi bakteri. Mereka bekerja dengan membunuh bakteri atau mencegahnya menyebar, NHS menyatakan.
Mereka tidak bekerja untuk infeksi virus seperti pilek dan flu, Covid, infeksi dada, infeksi telinga pada anak-anak, dan kebanyakan batuk dan sakit tenggorokan.
Mereka kemungkinan akan diresepkan untuk Anda jika infeksi bakteri tidak akan hilang tanpa mereka atau jika Anda dapat menginfeksi orang lain.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Dari Flu hingga Hidung Tersumbat: Panduan Menenangkan Ibu Baru Saat Bayi Sakit
-
Hasil Penelitian: Nutrisi Tepat Sejak Dini Bisa Pangkas Biaya Rumah Sakit Hingga 4 Kali Lipat
-
Cegah Bau Mulut akibat Celah Gigi Palsu, Ini Penjelasan Studi dan Solusi untuk Pengguna
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek