Suara.com - Penyakit stroke mengakibatkan terganggunya aliran darah akibat ada pembuluh darah yang tersumbat ataupun bocor. Gangguan pembuluh darah tersebut bisa menyebabkan disfungsi neurologi atau kecacatan, terutama bila terjadi stroke iskemik.
Stroke iskemik terjadi karena adanya gangguan aliran darah ke otak. Tersumbatnya pembuluh darah itu menyebabkan banyak sel otak mati, sehingga terjadi disfungsi neurologi.
Dikutip dari situs Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), stroke tercatat sebagai penyebab kecacatan tertinggi pada populasi di atas 65 tahun di Indonesia.
Selain perlu dilakukan pengobatan dan terapi, kondisi psikologis pasien stroke juga perlu dijaga. Dokter spesialis saraf dr. Winda Kusumadewi, Sp.S., mengatakan bahwa bila pasien stroke alami depresi bisa menganggu proses pemulihan.
Dokter Winda menjelaskan bahwa proses pemulihan pasca stroke tidak hanya dilihat dari gangguan pembuluh darah yang terjadi, tapi juga kemungkinan adanya penyakit lain, termasuk gangguan psikologis.
"Ada penyakit lain atau tidak yang menyertai, misalnya apakah ada depresi karena itu juga kadang mempengaruhi semangat pasien untuk penyembuhan," ujarnya dalam siaran radio kesehatan Kementerian Kesehatan, Senin (1/8/2022).
Menurutnya, pasien stroke yang alami disfungsi neurologi masih ada kemungkinan kembali normal. Hanya saja perlu dipastikan berbagai faktor penentunya.
"Banyak faktor penentu, misal usia yang lebih muda dibandingkan tua. Kalau sudah tua, penyembuhannya lebih sulit. Tergantung juga operasinya, lalu seberapa besar pengaruh stroke sumbatannya atau pendarahannya," imbuh dokter Rumah Sakit Pusat Otak Jakarta itu.
Status kesehatan lain, seperti kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah juga harus terkontrol bagi pasien stroke. Dokter Winda membenarkan bahwa pengobatan dan pemulihan pasca stroke memang sangat banyak dan panjang.
Itu sebabnya, pasien diminta tetap semangat menjalani setiap tahapan pengobatan. Juga peran keluarga dan kerabat yang mendampingi sangat penting.
"Jangan langsung berputus asa karena ada periode di mana ketika kita melakukan pengobatan yang tepat kemudian fisioterapi maka bisa terjadi perbaikan pascastroke," kata dokter Winda.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
Terkini
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!