Suara.com - Waktu Anda bangun tidur, sarapan hingga tidur lagi di malam hari sangat mempengaruhi kesehatan tubuh tanpa disadari.
Sebuah studi oleh para peneliti dari University of Colorado, Massachusetts Institute of Technology dan Harvard University menemukan 23 persen penurunan risiko depresi ketika orang bangun tidur 1 jam lebih awal dari biasanya.
Menurut University of Murcia, jam 7.11 pagi adalah waktu yang ideal untuk Anda mulai sarapan. Meskipun waktu yang tepat untuk sarapan juga tergantung pada jam berapa Anda bangun tidur.
Tapi, ahli gizi dari Seattlet AS, Kim Larson mengatakan waktu terbaik untuk sarapan adalah dalam kurun waktu 2 jam setelah bangun tidur.
Setelah itu, Anda yang seorang wanita bisa langsung olahraga. Karena, olahraga di antara jam 6 sampai 8 pagi membantu membakar lebih banyak lemak dibandingkan olahraga malam.
Sedangkan dilansir dari The Sun, pria bisa melakukan olahraga di malam hari untuk membakar kalori lebih banyak.
Anda juga tidak bisa langsung minum kopi setelah bangun tidur, karena otak belum membutuhkannya. Karena, tingkat kortisol akan memuncak dan membuat Anda terjaga.
Jadi,tunggu sampai kortisol turun untuk minum kopi sehingga Anda bisa mendapatkan dorongan kafein yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tapi, Anda jangan lupa untuk makan siang tepat waktu sebelum jam 3 sore. Karena, makan siang yang terlalu sore justru buruk untuk kesehatan.
Baca Juga: India Konfirmasi Kematian Pertama Cacar Monyet
Prof Christopher Barnes mengatakan tidur siang juga sangat penting ketika tingkat energi Anda turun dan Anda merasa kurang produktif.
Bahkan tidur siang menjadi sangat penting seiring bertambahnya usia, karena membantu kita mencapai waktu tidur 8 jam.
Kemudian, Anda bisa mulai makan malam pukul 5 sore. Karena, penelitian 2018 yang diterbitkan dalam Cell Metabolism Journal menemukan semakin lama kita makan, semakin buruk jam tubuh kita.
Jadwal makan malam ini harus diperhatikan seiring bertambahnya usia. Karena, penurunan jam sirkadian yang bergantung pada usia ini sejajar dengan peningkatan risiko penyakit metabolik, penyakit jantung, kanker, dan demensia.
Sehingga, kita tidak boleh makan dan minum kurang dari tiga jam sebelum tidur malam. Lalu, Anda bisa menghentikan segala aktivitas mulai jam 9 malam, baik mematikan ponsel, TV dan lainnya untuk persiapan tidur malam.
Menurut penelitian di Inggris, tidur lebih awal dari jam 10 malam dan lebih dari jam 11 malam berkaitan dengan peningkatan risiko kardiovaskular.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia