Suara.com - Kembar siam yang lahir dengan otak yang menyatu telah berhasil dipisahkan setelah operasi 27 jam yang melibatkan lebih dari 100 petugas medis melalui headset realitas virtual di dua negara berbeda.
Si kembar berusia 3 tahun, Bernardo dan Arthur Lima, menjalani enam prosedur yang lebih kecil untuk mempersiapkan operasi maraton, yang berlangsung di Rio de Janeiro di bawah arahan dokter Inggris Noor ul Owase Jeelani.
“Ada banyak air mata dan pelukan,” kata Dr. Jeelani kepada PA Media setelah operasi selesai. “Sungguh luar biasa bisa membantu mereka dalam perjalanan ini.”
Berikut ini rangkuman fakta mengenai bayi kembar siam dengan otak menyatu yang berhasil dioperasi seperti dilansir dari NY Post.
Kasus Langka
Kembar yang lahir dengan tengkorak siam sangat langka, terhitung hanya 1 dari 2,5 juta kelahiran hidup, menurut National Institutes of Health. Hanya 30% dari mereka yang bertahan hidup pada bulan pertama kehidupan.
Penuh Risiko
Ahli bedah yang melakukan prosedur pemisahan tidak memiliki banyak pengalaman sebelumnya, membuat operasi ini sangat berisiko.
Prosesnya selama 27 jam
Baca Juga: Heboh Hasil Autopsi Brigadir J Temukan Otak Pindah Ke Dada, Apa Kemungkinan Penyebabnya?
Proses operasi pemisahan itu berlangsung 27 jam yang melibatkan lebih dari 100 petugas medis melalui headset realitas virtual di dua negara berbeda.
Si kembar berusia 3 tahun, Bernardo dan Arthur Lima, menjalani enam prosedur yang lebih kecil untuk mempersiapkan operasi maraton, yang berlangsung di Rio de Janeiro di bawah arahan dokter Inggris Noor ul Owase Jeelani.
Persiapan berbulan-bulan
Untuk mempersiapkan prosedur pada si kembar Lima, petugas medis menghabiskan waktu berbulan-bulan menggunakan proyeksi realitas virtual untuk menguji teknik bedah mereka - sesuatu yang terbukti berperan ketika tiba saatnya untuk operasi yang sebenarnya.
“Sangat menyenangkan melihat anatomi dan melakukan operasi sebelum Anda benar-benar membahayakan anak-anak,” jelas Dr. Jeelani. “Anda dapat membayangkan betapa meyakinkannya hal itu bagi para ahli bedah.”
Selama prosedur, tim ahli bedah dibentuk di "ruang realitas virtual" di London dan berhubungan dengan ahli bedah di Rio yang mengenakan headset dan melakukan operasi yang sebenarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis