Suara.com - Hari ini, Kamis (28/7) diperingati sebagai Hari Hepatitis Sedunia atau World Hepatitis Day 2022.
Hepatitis adalah peradangan hati yang sifatnya menular, disebabkan oleh virus dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.
Dikatakan, virus Hepatitis B dan C telah menyebabkan sekitar 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya.
Situasi itu juga tergambarkan lewat data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, di mana prevalensi pengidap hepatitis di Indonesia mencapai 0,4 persen.
Bahaya Hepatitis bagi Pasien Gagal Ginjal
Di dunia termasuk di Indonesia, Hepatitis C telah menjadi salah satu jenis hepatitis prioritas dan sorotan, akibat risiko penularannya yang sangat tinggi.
Terlebih, pasian gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, memiliki presentasi risiko terinfeksi Hepatitis C yang cukup tinggi yaitu sebesar 15,16 persen.
Ironisnya, risiko terinfeksi virus Hepatitis C akan semakin meningkat apabila semakin lama waktu pasien tersebut menjalani hemodialisis.
Prevalensi Hepatitis C pada pasien hemodialisis masih tetap tinggi karena pasien tersebut memiliki kecenderungan untuk menularkan virus Hepatitis C ke pasien Hemodialisis lainnya.
Baca Juga: Jemaah Haji Asal Aceh Meninggal di Mekah Akibat Gagal Ginjal Akut: Kenali Gejalanya
Hal itu juga dipicu karena pasien hemodialisis dengan Hepatitis C jarang mendapatkan pengobatan yang optimal.
Saat ini telah tersedia terapi anti-Hepatitis C Virus golongan Direct Acting Antivirus (DAA) yang terbukti secara klinis mencapai respon kesembuhan lebih dari 95 persen.
Selain itu, upaya-upaya pencegahan infeksi Hepatitis C lain bagi pasien hemodialisis juga bisa dilakukan.
Salah satunya menjalani standar prosedur pengendalian infeksi meliputi perilaku higienis yang terbukti secara efektif dapat mencegah penularan melalui darah dan cairan yang terkontaminasi di antara pasien.
Pasien gagal ginjal dan keluarga juga diminta melakukan upaya disiplin dalam menjaga kebersihan tangan, keamanan injeksi, dan pembersihan lingkungan.
"Akses pengobatan yang optimal dan deteksi dini nantinya memiliki peranan yang besar dalam menurunkan angka penderita Hepatitis C dan risiko penularannya," kata Managing Director Merck Sharp & Dohme Indonesia - George Stylianou, dikutip dari siaran pers, Kamis (28/7/2022).
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Profil 3 Pelatih yang Dirumorkan Disodorkan ke PSSI sebagai Pengganti Kluivert
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 5 Rekomendasi Mobil Sunroof Bekas 100 Jutaan, Elegan dan Paling Nyaman
- Warna Lipstik Apa yang Bagus untuk Usia 40-an? Ini 5 Rekomendasi Terbaik dan Elegan
- 5 Day Cream Mengandung Vitamin C agar Wajah Cerah Bebas Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
-
Cerita Danantara: Krakatau Steel Banyak Utang dan Tak Pernah Untung
-
Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
Terkini
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer