Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi kembali mengingatkan untuk tidak menganggap sepele Covid-19. Ia mengatakan bahwa menurunnya antibodi tidak bisa disepelekan.
Hal itu karena mutasi virus akan terus terjadi, meski hasil atau dampak yang diberikan oleh subvarian baru yang lahir jauh lebih lemah dari subvarian yang sebelumnya.
“Jadi mutasi virus itu akan membuat inangnya lebih susah mati. Itu mengapa sebabnya virus yang baru pasti lebih lemah dari virus yang lama, karena dia tidak ingin juga cepat-cepat mati. Itulah sebabnya Omicron lebih lemah dari Delta,” ujar Menteri Kesehatan, Selasa, (23/8/2022).
Oleh sebab itu, Menkes mengatakan bahwa pemerintah tengah melakukan kajian lebih lanjut terkait pemberian vaksin COVID-19 pada anak dan lansia merupakan bentuk upaya pemerintah dalam memperkuat antibodi warga Indonesia.
“Salah satu inisiatifnya adalah nanti Bapak Presiden minta vaksinasi untuk anak-anak di bawah enam tahun, nanti kita akan mulai jajaki. Sudah ada vaksinnya di dunia yang disetujui vaksinasi pediatrik namanya,” kata Budi.
Budi menuturkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan saat ini sedang memperdalam kajian pemberian vaksin Covid-19 kepada kelompok rentan yang belum bisa mengikuti vaksinasi. Kajian yang dilakukan termasuk bagi lansia dan penderita komorbid.
Rencananya pemberian vaksinasi pada kelompok dengan antibodi rendah itu akan dimulai pada akhir tahun 2022. Di samping pemerintah menggencarkan dosis vaksin COVID-19 lanjutan bagi kelompok lansia dan komorbid sesuai dengan nama dan tempat tinggalnya.
Hal itu terus diupayakan agar antibodi yang dimiliki masyarakat saat ini tetap terbentuk setelah antibodi sejumlah pihak mengalami penurunan akibat enam bulan lebih tidak melakukan vaksinasi lanjutan.
“Kita segera berikan alternatif vaksin yang ada agar bisa meningkatkan kadar imunitasnya, untuk menjaga level imunitas populasi Indonesia, untuk menghadapi atau siap-siap pada awal tahun depan kalau misalnya ada varian baru,” ucap Budi.
Baca Juga: Saat Negara Lain Masih Kelimpungan, Indonesia Justru Alami Penurunan Jumlah Kasus Aktif Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA