Suara.com - Penggunaan jari yang terus-menerus, seperti mengetik, bisa meningkatkan risiko mengalami trigger finger atau kondisi jari terus menekuk dan tidak bisa kembali lurus.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi, dr. Oryza Satria, Sp.OT, menyebut kondisi ini bisa dikenali dengan gejala utama jari sulit diluruskan setelah ditekuk. Bahkan, untuk meluruskannya perlu usaha atau bahkan bantuan dari tangan lainnya.
"Selain itu, bisa pula timbul gejala lain. Misalnya saja rasa nyeri pada jari yang terkena (terutama saat beraktivitas dengan jari tersebut), pembengkakan, kekakuan atau hilangnya gerakan, serta timbul gerakan atau sensasi abnormal," ujar dr. Oryza melalui keterangan yang diterima suara,com, Sabtu (27/8/2022).
Dokter yang berpraktik di Orthopedic Center RS Pondok Indah Bintaro Jaya itu menjelaskan kondisi ini disebut trigger finger, yaitu kondisi ketika jari tertahan dalam posisi tertekuk dan sulit diluruskan.
Kondisi ini bisa terjadi di jari manapun yang memiliki tendon fleksor yang punya fungsi menekuk jari.
Jika kondisi ini terjadi pada ibu jari, maka disebut dengan trigger thumb atau stenosing tenosynovitis, yang bisa disebabkan beberapa hal seperti sebagai berikut:
- Pembesaran tendon fleksor,
- Penebalan lapisan tendon fleksor (Pulley), atau
- Penebalan jaringan lunak yang menyelubungi tendon dan lapisan tendon fleksor.
"Meski cukup banyak terjadi, kebanyakan kasus penyebab trigger finger tidak diketahui secara pasti. Walaupun begitu, gerakan berulang yang berlebihan (overuse) berisiko menyebabkan terjadinya trigger finger," jelas dokter yang juga Konsultan Hand & Microsurgery ini.
Selain itu, kondisi seperti diabetes, asam urat (gout), penyakit ginjal, kelainan penyimpanan glikogen, dan rheumatoid arthritis juga berisiko menyebabkan trigger finger.
Bahkan, khusus untuk penyandang diabetes, mereka berisiko mengalami trigger finger lebih tinggi dibandingkan bukan penyandang diabetes. Perbandingannya 10 persen dan 2,6 persen.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Ukuran Jari Manismu Ungkap Sifat Dirimu yang Sesungguhnya
"Sekitar 50 persen kasus trigger finger pada penyandang diabetes pun terjadi pada lebih dari satu jari. Jadi, para penyandang diabetes harus lebih waspada dengan kondisi ini, ya," tutup dr. Oryza.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar