Suara.com - Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 430.000 orang oleh peneliti dari Universitas Oxford menunjukkan bahwa kenaikan 2,5 kilogram berat badan dapat meningkatkan risiko gagal jantung sebesar 11 persen.
Studi yang dipresentasikan pada pertemuan European Society of Cardiology menekankan perlunya untuk mengurangi lemak di perut dibanding menurunkan Indeks Massa Tubuh (IMT).
Namun, menurut ahli, orang-orang di Asia Tenggara lebih mungkin untuk menambah lemak perut daripada orang Barat.
"Saya selalu memberi contoh ini, jika orang Asia Tenggara dan bule memiliki berat badan yang sama, orang Asia Tenggara akan lebih berisiko terkena penyakit jantung dan gangguan metabolisme karena kecenderungan menumpuk lemak di perut," kata ketua Departemen Kardiologi Klinis dan Pencegahan di Medanta, India, RR Kasliwal.
Ia menambahkan bahwa lemak berlebih di perut akan menyebabkan resistensi insulin, peradangan, peningkatan lemak trigliserida, sehingga berisiko menyebabkan disfungsi jantung.
"IMT dan semuanya baik-baik saja, tetapi orang harus benar-benar fokus pada lingkar pinggang," tambahnya, dikutip The Indian Express.
Tidak hanya konsumsi lemak, tingginya asupan karbohidrat juga akan meningkatkan (lemak) trigliserida.
"Trigliserida adalah sesuatu yang seharusnya tidak ada dalam tubuh kita. Pola makan kita ternyata tidak hanya membuat rentan terhadap penyakit jantung, tetapi juga stroke,” lanjutnya.
Studi baru-baru yang didanai oleh Dewan Penelitian Medis India menyarankan untuk mengurangi asupan karbohidrat dari 60 hingga 75 persen dari konsumsi energi harian, menjadi 50 hingga 55 persen.
Baca Juga: Studi Australia: Bayi Lahir Caesar Lebih Berisiko Mengalami Obesitas dan Penyakit Kardiovaskular
Selain mengurangi karbohidrat, dokter menyarankan untuk berolahraga minumal 150 emnit seminggu untuk menjaga kesehatan jantung.
“Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa berolahraga di akhir pekan, mereka yang menyelesaikan 150 menit selama akhir pekan karena jadwal sibuk seminggu, juga sama-sama sehat," tandas Kasliwal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
Pilihan
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
-
Tak Hanya Soal Ekonomi! Celios Ungkap Jejak Tiongkok di Indonesia Makin Meluas, Ini Buktinya
-
3 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp3 Juta Tebaru September 2025
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas