Suara.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi termasuk penyakit yang harus diwaspadai karena dapat menyebabkan penyakit lain, salah satunya stroke. Sayangnya, hipertensi kerap tidak diketahui karena seringkali tidak menimbulkan gejala.
Akibatnya, seseorang bisa saja terserang stroke tiba-tiba karena tekanan darahnya sudah sangat tinggi dan tidak terkontrol. Itu sebabnya hipertensi sering disebut juga sebagai pembunuh senyap atau silent killer.
“Dari segi beban ekonomi untuk Indonesia, hipertensi merupakan salah satu penyakit katastropik dan menyerap anggaran BPJS yang cukup besar. Menurut data BPJS, pembiayaan hipertensi tahun 2016 meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan 2 tahun sebelumnya," kata Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S., saat webinar, Rabu (31/8/2022).
Selain itu, secara tidak langsung, hipertensi dan komplikasinya juga menyebabkan turunnya produktivitas seseorang karena morbiditas, disabilitas dan mortalitas yang bisa terjadi pada usia muda.
Data BPJS Kesehatan, stroke menjadi salah satu yang memakan biaya pengobatan tertinggi, mencapai Rp 2,56 triliun pada 2018. Itu sebabnya, dokter Eka menyampaikan bahwa stroke perlu diperhatikan dengan serius.
Ia mengingatkan, langkah paling awal untuk mencegah stroke paling mudah yakni dengan mengendalikan tekanan darah.
"Selain untuk pencegahan primer stroke, penurunan tekanan darah juga penting mencegah berulangnya stroke. Penurunan tekanan sistolik 10 mmHg akan menurunkan risiko stroke hingga 27 persen dan besarnya penurunan tekanan darah secara linear akan mengurangi risiko stroke berulang,” tutur dokter Eka.
Perlu diketahui pula faktor-faktor risiko yang bisa menyebabkan hipertensi. Seperti usia, obesitas, makanan yang terlalu banyak mengandung garam dan sedikit kalium, kurang berolahraga, merokok dan konsumsi alkohol, hingga stres. Faktor risiko tersebut mampu membuat tekanan darah tidak stabil, pesan dokter Eka.
Sedangkan terkait pengobatan hipertensi untuk mencegah stroke, selain pencegahan primer, pencegahan sekunder juga tidak kalah penting. Penelitian acak terkendali menunjukkan kalau pengobatan dengan obat anti-hipertensi dapat menurunkan risiko stroke hingga 32 persen.
Beberapa golongan obat dimasukkan sebagai lini pertama yaitu golongan Calcium-channel blockers (CCB), Anti Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) atau Angiotensinogen Receptor Blocker (ARB) dan beta blocker.
“Selain efektivitas dan keamanan obat, saat memilih obat juga perlu mempertimbangkan kestabilan dosis obat dalam darah yang dapat mempertahankan tekanan darah dalam 24 jam, sehingga frekuensi pemberian obat bisa dikurangi," pesannya.
Ia menambahkan bahwa obat hipertensi golongan CCB bekerja dengan mengurangi kekakuan dinding pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah arteri melebar. Menurutnya golongan CCB termasuk obat hipertensi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia karena dinilai efektivitas dan aman.
Berita Terkait
-
3 Manfaat Buah Tin yang Sayang untuk Dilewatkan
-
Viral Wanita Baru Melahirkan Meninggal Usai Balap Karung, Ini Lho Bahayanya Hipertensi!
-
Lomba Balap Karung di Tasikmalaya Makan Korban, Seorang Ibu meninggal saat Beradu Kecepatan
-
Muncul Bintik Merah di Mata, Waspadai Tanda Hipertensi
-
Cukup Konsumsi 1 Camilan Sehat Ini, Ampuh Turunkan Tekanan Darah Tinggi!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan