Suara.com - Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia setiap 10 September, masih menemukan anak muda jadi usia terbanyak yang melakukan bunuh diri di dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menemukan usia muda antara 15 hingga 29 tahun, jadi kategori umur tertinggi yang melakukan bunuh diri.
Bunuh diri juga lebih banyak dilakukan lelaki dibanding perempuan. Jumlahnya 12,6 persen dari 100.000 lelaki bunuh diri, dan 5,4 persen 100.000 perempuan bunuh diri.
Yayasan kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri, Emotional Health for All Foundation (EHFA) menemukan, 77 persen dari kasus bunuh diri terjadi pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Mirisnya, EHFA juga mendapati lebih dari 300% kasus bunuh diri di Indonesia tidak dilaporkan dan tidak tercatat. Padahal kasus harus tercatat di setiap negara dan daerah, untuk mengetahui risiko dan mencari penanganan yang tepat dari pemerintah.
"Atau angka (kasus bunuh diri di Indonesia) sesungguhnya bisa minimal 4 kali lipat dari yang dilaporkan, dan hal ini merupakan persentase tertinggi dari jumlah kejadian yang dilaporkan secara nasional di dunia,” ungkap Ketua EHFA, Dr. Sandersan Onie, melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (10/9/2022).
Lebih lanjut Dr. Sandersan menjelaskan, tingkat laporan yang tidak tercatat karena beragam alasan, termasuk perbedaan standar dan sistem pencatatan bunuh diri di rumah sakit.
Sementara banyak keluarga masih menyembunyikan kejadian bunuh diri akibat rasa malu dan stigma masyarakat.
Di Indonesia provinsi dengan kejadian bunuh diri tertinggi terjadi di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Maluku Utara dan Kepulauan Riau.
Baca Juga: Wanita Ini Kaget saat Lihat Tubuh Sang Ayah Tergantung di Pintu
Sedangkan provinsi dengan tingkat upaya atau potensi bunuh diri tertinggi ditemukan di Sulawesi Barat, Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Utara dan Kepulauan Riau.
“Untuk setiap kematian akibat bunuh diri, kemungkinan terdapat 8 hingga 24 kali upaya percobaan bunuh diri, dengan penyebab tertinggi diakibatkan oleh tekanan psikologis, penyakit kronis dan masalah keuangan,” jelas Dr. Sandersan.
Penelitian juga mendapati kelompok-kelompok independen yang berperan upaya pencegahan bunuh diri, hasilnya tidak maksimal, tidak terkoordinasi dan seringkali tidak didasarkan pada penelitian kontekstual yang baik.
Temuan ini didapatkan EHFA melalui penelitian komprehensif terbesar terhadap kasus bunuh diri di Indonesia, dengan cara wawancara mendalam lebih dari 100 jam.
Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan 24 jam.
Berita Terkait
-
Demi Buktikan Bukan Pembunuhan, Polisi akan 'Buka-bukaan' 20 CCTV ke Keluarga Arya Daru
-
Misteri Kematian Arya Daru: Pengacara Desak Polisi Periksa 2 Saksi Kunci!
-
Istri Almarhum Arya Daru yang Meninggal Misterius Bersuara: Saya Minta Hati Nurani
-
Olla Ramlan Ungkap Pernah 3 Kali Coba Bunuh Diri: Orang Enggak Tahu Sakitnya
-
Kasus Kematian Janggal Arya Daru, Komisi III DPR Desak Polisi Buka Kembali Penyelidikan
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!