Suara.com - Akupuntur dikenal sebagai pengobatan tradisional dari China. Seiring waktu pengobatan itu telah mendunia, termasuk di Indonesia, bahkan telah menjadi salah satu program studi di sejumlah Fakultas Kedokteran.
Namun, mungkin belum banyak yang tahu bahwa akupuntur telah menjadi pengobatan medis yang juga ada di klinik maupun rumah sakit. Pada Tanya Dokter kali ini, Dokter spesialis akupuntur Prinsa Raudha Sp.AK., menjelaskan kepada suara.com tentang apa itu terapi akupuntur serta manfaatnya untuk kesehatan.
Pengobatan akupuntur seperti apa, dok?
Basic-nya di adaptasi dari kedokteran China. Masuk ke Indonesia dan klinik diintegrasikan ke pengobatan barat dan dibuat jadi akupuntur medik. Jadi sudah berdasarkan bukti penelitian. Akupuntur merupakan tindakan medik yang menggunakan pakai jarum kecil, lebih kecil dari jarum pentul bahkan juga lebih kecil dari jarum vaksin. Itu dimasukan ke kulit, tujuannya untuk merangsang serabut saraf sampai ke otak.
Apa manfaat akupuntur bagi kesehatan, dok?
Tujuannya untuk kecantikan bisa. Mekanismenya, jarum akan masuk kejaringan kulit, masuk ke elastin, jadi menambah kekenyalan kulit. Jarum akan berikan sinyal ke otak untuk beri tahu zat kimia apa yang kurang di area tubuh tersebut.
Bisa juga untuk memblok nyeri. Paling sering keluhan pasien biasanya nyeri punggung dan pinggang. Juga bisa banget untuk atasi sakit mag dan mugran. Itu banyak penelitiannya untuk migran dan mag dengan mengurangi asam lambung dibantu dengan akupuntur.
Salah satu yang sedang tren sekarang juga untuk menurunkan berat badan. Studi telah membuktikan kalau akupuntur bisa meregulasi lipid lebih baik. Jadi bisa meregulasi lemak dan menekan nafsu makan. Tapi tentu itu juga perlu kolaborasi dengan ahli gizi.
Akupuntur selain pengobatan juga bisa untuk pemeliharaan. Fungsinya bisa mengoptimalkan daya tahan tubuh. Kalau datang ingin badan lebih sehat, kita beri vitamin saja dengan akupuntur.
Baca Juga: Terapi Akupuntur Bisa Kurangi Migrain Parah
Mulai usia berapa terapi akupuntur boleh dilakukan?
Dari usia gak ada batasan, anak-anak bisa lakukan terapi. Kalau takut sama jarum stimulasinya macam-macam karena setiap orang bisa berbeda. Sampai pasien tua usia 60 tahun ke atas kami juga terapi.
Di Indonesia sudah banyak yang melakukan terapi itu, dok?
Memang akupuntur belum banyak yang tahu. Tapi sekarang sekarang sudah mulai banyak dilakukan karena kecenderungan orang untuk enggan konsumsi obat. Karena obat yang dikonsumsi bisa memiliki efek samping. Seperti obat nyeri bisa kena ke asam lambung. Jadi ada pergeseran terapi, orang ingin terapi yang minimal efek samping.
Memang tidak ada efek samping sama sekali, dok?
Efek samping bisa dikatakan ringan, terasa seperti kebas berat pada saat dimasukan (jarum). Mungkin kalau agak nyenggol pembuluh darah bisa jadi sebabkan pendarahan. Tapi jarumnya juga kecil sekali.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?