Suara.com - Kasus gagal ginjal akut misterius yang terjadi pada anak-anak meningkat drastis. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, peningkatan kasus gangguan ginjal akut atipikal atau gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak sebanyak 152 kasus.
Kasus gangguan ginjal akut misterius tersebut diketahui mulai meningkat pada Agustus 2022 dengan jumlah penderita mencapai 36 kasus. Namun, puncaknya terjadi pada bulan September kemarin yang mencapai hingga 76 kasus.
Hingga saat ini penyebab gagal ginjal akut pada anak-anak juga belum diketahui penyebabnya. Namun, Dokter spesialis anak dr. S T Andreas Christian Leyrolf, M.Ked (Ped), Sp.A., mengatakan, kondisi ini biasanya terjadi karena adanya infeksi virus dan bakteri.
Akibat dari infeksi tersebut, fungsi ginjal menurun. Kondisi infeksi juga dialami bisa dari saluran sebelum ginjal (pre renal), di dalam ginjal (intrarenal), dan setelah ginjal (postrenal).
“Gagal ginjal itu kita bilangnya AKI ya, itu karena disebabkan virus, bakteri, atau masalah lainnya. Ini fungsi ginjal menurun untuk menyaring bahan-bahan yang enggak tersaring keluar lewat urin. Biasa terjadi banyak faktornya, bisa prerenal, intrarenal, sama postrenal,” jelas Dokter Andreas baru-baru ini.
Lebih lanjut, Dokter Andreas menjelaskan, untuk kasus gagal ginjal akut juga berkaitan dengan pasien yang pernah tertular Covid-19. Ia juga mengatakan, hampir 90 persen kasus yang ada terjadi karena post Covid-19 atau dikenal dengan sebutan Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).
Banyaknya kasus MIS-C juga kemungkinan karena ada faktor lain yang mendorongnya seperti kegemukan atau obesitas, gizi buruk, dan masalah-masalah lainnya.
“Kasus MIS-C itu memang ada pemberatnya ada masalah sebelumnya, misalnya yang kegemukan, anak yang gizi buruk, atau anak yang udah masalah hormonal lain. Nah itu yang juga memperberat,” sambung Dokter Andreas.
Meski demikian, kaitan antara gagal ginjal akut dengan Covid-19 masih dalam tahap penelitian lebih lanjut.
Selain itu, untuk mencegah gagal ginjal akut Dokter Andreas juga menyarankan agar orang tua tidak memberikan obat-obat secara berlebihan. Penting juga untuk berkonsultasi dengan dokter. Apalagi ginjal anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
“Kalau pemakaian obat-obatan berlebihan, itu sirkulasi di hati dan di ginjal sehingga pemakaian obat-obatan tidak boleh sembarangan. Nanti ujung-ujungnya tadi ginjal berfungsi lebih berat, kaya misalnya dia berfungsi menyaring jumlahnya sekitar 10, tapi karena pemakaian obatnya yang kita enggak tahu untuk apa terus jangka panjang akhirnya ginjal berfungsi lebih berat. Kayak mesin ya. Karena ginjal berfungsi untuk membuat zat zat yang tidak diperlukan dalam tubuh,” pungkas Dokter Andreas.
Berita Terkait
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Ribuan Anak Keracunan MBG, IDAI Desak Evaluasi Total dan Beri 5 Rekomendasi Kunci
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
4 Air Rebusan Obat Ginjal, Cara Alami Bikin Tetap Sehat dan Bebas Penyakit!
-
Ginjal Polisi Diinjak-injak Saat Unjuk Rasa Anarkis, Harus Cuci Darah
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!