Suara.com - Kemajuan teknologi banyak membantu dalam penanganan masalah kesehatan. Seperti salah satunya ROBBIN (Robot Bintaro), sebuah terobosan baru dalam prosedur bedah tulang terutama di Asia Tenggara yang diluncurkan Rumah Sakit Premier Bintaro
Navigasi Robotik ini digunakan pada operasi tulang belakang dan juga kasus bedah tulang lainnya. Teknologi ini memungkinkan pemasangan implant pada operasi tulang belakang memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.
Teknologi ini juga menggunakan Teknik operasi minim sayatan dan cidera jaringan sehingga risiko pendarahan dan infeksi menjadi lebih sedikit, serta dapat mempersingkat waktu operasi dan pemulihan pasien.
Dalam keterangannya, dr. Martha M.L. Siahaan, MARS, MH.Kes, CEO RSPB “Robotic Navigation Spine Surgery mengatakan bahwa sistem ini telah terintegrasi dengan CT scan 256 slices, C-Arm dan di support dengan tekhnologi MRI 3 Tesla. Sebelumnya operasi tulang belakang memakan waktu 8 jam, namun dengan menggunakan Robbin dapat dipangkas menjadi 2 jam.
“Fenomena digitalisasi di industri kesehatan membuat kami harus siap menghadapi perkembangan teknologi. RSPB telah dan akan terus melakukan peningkatan pada bidang layanan digital menuju smart hospital agar alur pelayanan dan perawatan pasien makin mudah diakses. Dan tentunya dengan harga yang sangat bersahabat, karena operasi dengan teknologi robotik sudah tersedia di RSPB, jadi tidak perlu ke Eropa atau Amerika lagi untuk melakukan operasi dengan teknologi ini,” jelas dr. Martha.
Sementara itu, Dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT K-Spine sebagai salah satu dokter spesialis tulang belakang di RSPB, menyampaikan rRobotic Navigation Spine Surgery atau Robot Assisted Spine Surgery adalah suatu tindakan pembedahan yang menggunakan teknologi lengan robot dalam melakukan operasi pada tulang belakang.
Pada umumnya seorang dokter orthopaedi melakukan pemasangan implant pada tulang belakang dengan cara ‘free hand’, cara ini mengandalkan pengetahuan anatomi tulang belakang dan dengan bantuan x-ray.
"Dokter orthopaedi yang melakukan Tindakan tersebut harus menjaga stabilitas tangannya ketika melakukan pemasangan implant melalui koridor yang sangat sempit dekat dengan struktur-struktur penting seperti saraf dan pembuluh darah," kata dia.
Pemasangan implant dengan cara ‘free hand’ ini sebetulnya dapat dilakukan dengan aman, tetapi operasi tulang belakang dengan durasi yang cukup lama dapat menyebabkan seorang dokter kelelahan baik secara fisik maupun mental.
Baca Juga: Agar Tampil Prima, Betrand Peto Diminta Tak Banyak Bicara Jelang Konser Tunggal
“Robot yang digunakan pada operasi tulang belakang dapat melakukan pekerjaan berulang-ulang kali dengan ketahanan yang sangat tinggi tanpa mengurangi performa dan mengurangi risiko human error karena kelelahan sehingga akan meningkatkan hasil operasi pada pasien. Operasi dengan robot diawali dengan perencanaan pada mesin robot untuk menentukan arah dan posisi implant sehingga penempatan implant menjadi sangat-sangat akurat dengan tingkat akurasi 99%,” tutur dr. Asrafi.
“Operasi kasus-kasus kompleks dengan perubahan struktur anatomi normal menjadi sangat mungkin dilakukan dengan menggunakan teknologi robot, contoh kasus yang sulit dilakukan tanpa robot antara lain adalah scoliosis berat, rheumatoid arthritis pada tulang leher, penyakit degenerative berat pada tulang belakang dan pergeseran tulang derajat 3-4. Selain akurasi, penggunaan robot juga dapat meminimalisir dosis radiasi baik pada pasien, dokter dan staf kamar operasi,” kata dr. Asrafi menjelaskan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)