Suara.com - Musim hujan membuat anak batuk pilek lebih sering dari biasanya. Tak jarang, anak juga mengalami demam yang bisa membuat orangtua panik. Apa yang harus dilakukan?
Ketika anak demam batuk pilek, para orang tua juga merasakan pusing karena beberapa anak cenderung lebih rewel dari biasanya. Apalagi saat ini penggunaan obat sirup untuk anak dilarang terkait adanya peningkatan kasus gangguan gagal ginjal misterius.
Meski demikian, bukan berarti para orang tua diam saja ketika buah hatinya mengalami demam batuk pilek. Dokter Spesialis Anak, Dr. Robert Soetandio, SpA, M.Si.Med mengungkapkan, para orang tua dapat melakukan berbagai hal sebagai bentuk pertolongan pertama anak.
Dokter Robert mengatakan, batuk dan pilek pada dasarnya sebagai bentuk mekanisme pertahanan tubuh. Pilek dan dahak menjadi cara tubuh untuk menghalangi zat iritan, mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) agar tidak masuk ke bagian saluran pernafasan yang lebih dalam yaitu paru paru.
Sebab adanya bagian terganggu tersebut, fokus pengobatan yaitu bagaimana membuat anak menjadi nyaman. Dengan begitu gangguan di pernapasan tersebut dapat diatasi dengan berbagai hal diantaranya:
- Minum air putih hangat
- Konsumsi makanan hangat seperti madu, sop ayam, dan lain-lain.
- Menggunakan humidifier
- Makan makanan bergizi, khususnya buah-buahan.
Terkait demam sendiri, Dokter Robert menuturkan jika kondisi tersebut bukanlah penyakit. Menurutnya, demam menjadi tanda adanya gangguan dalam tubuh sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman.
“Demam bukanlah penyakit, melainkan tanda adanya penyakit atau kondisi lain di dalam tubuh. Demam sering memicu keresahan orang tua karena membuat anak rewel, gelisah, tidak nyaman, bahkan pada suhu yang tinggi bisa memicu terjadinya kejang demam,” jelas Dokter Robert saat dihubungi Suara.com, Selasa (25/10/2022).
Ketika demam, tidak semua hal membutuhkan obat, Dokter Robert memberikan beberapa saran yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi suhu tinggi pada anak di antaranya.
- Meningkatkan asupan minum, karena saat demam penguapan cairan meningkat. pemberian cairan lebih banyak penting untuk mencegah dehidrasi.
- Kompres air hangat pada permukaan tubuh dan lipatan tubuh anak secara berkala.
- Pastikan anak menggunakan pakaian tipis untuk memudahkan terjadinya penguapan, sehingga dapat menurunkan suhu tubuhnya.
- Mengatur suhu ruangan yang sejuk (tidak terlalu panas/dingin).
- Perbanyak istirahat
Untuk pemberian obat juga tidak boleh sembarangan dan setiap waktu. Untuk pemberian obat demam juga diperlukan untuk anak pada kondisi-kondisi berikut:
Baca Juga: 6 Penyakit Ini Pernah Ditetapkan Sebagai KLB, Kenapa Gagal Ginjal Akut Belum?
- Bayi usia kurang dari 3 bulan suhunya lebih dari 38 derajat celsius, usia 3-6 bulan jika suhu lebih dari 38,5 derajat celsius. Untuk usia di atas 6 bulan jika suhu tubuhnya lebih dari 38,5 derajat celsius
- Ada riwayat kejang demam sebelumnya.
- Anak tampak gelisah dan tidak nyaman dengan kondisi demam.
- Frekuensi nadi dan napas meningkat saat demam.
- Adanya ruam yang tidak biasa, kaku kuduk di leher, ubun ubun membonjol, bibir kering, kaki tangan kebiruan.
Berita Terkait
-
Waspada! Tembus 2.548 Kasus, Jakbar Tertinggi Penyebaran DBD di Jakarta, Pemicunya Apa?
-
Bukan Singa atau Hiu, Ternyata Ini 5 'Pembunuh' Paling Efektif di Dunia Hewan
-
Saat Suhu Bumi Naik, Nyamuk pun Berpesta: Awas Ancaman 'Ledakan' Demam Berdarah
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda