Suara.com - Trend kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia kerap kali dimulai setelah libur panjang. Sejak kemunculan kasus pertama COVID-19 pada Maret 2020, tercatat beberapa kali momen libur panjang atau akhir tahun bersama berdampak pada peningkatan kasus COVID-19.
Hal ini disebabkan tingginya mobilitas masyarakat selama libur panjang, baik bepergian keluar negeri ataupun di dalam negeri, kurangnya kesadaran dalam menjaga ProKes dan belum melakukan vaksinasi lengkap.
Karena itu, Leni Rosylin, SPi, MSi., Koordinator Riset Inovasi Agro, Farmasi dan Pariwisata, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang mewakili KPCPEN mengungkapkan kekhawatirannya akan meningkatnya kasus COVID-19 saat liburan akhir tahun.
"Meskipun sempat turun penyebarannya, kasus COVID-19 di Indonesia sedang mengalami kenaikan karena subvarian baru dan peningkatan mobilitas masyarakat. Dibanding dengan beberapa negara lain, peningkatan kasus Indonesia belum tampak signifikan," jelasnya dalam seminar publik yang digelar USAID beberapa waktu lalu.
Untuk mencegah hal tersebut, kata dia masyarakat harus tetap waspada dengan disiplin ProKes dengan menerapkan 3M serta tidak melewatkan vaksinasi booster, karena saat ini tingkat fatalitas kasus COVID-19 tertinggi masih berada di Lansia dan orang yang belum divaksinasi dosis Lengkap.
Lebih lanjut mengenai kesiapan Indonesia ke arah pandemi yang lebih terkendali Leni mengatakan, dalam mempersiapkan transisi menuju pandemi yang lebih terkendali, Indonesia perlu terus melakukan pemantauan transmisi COVID-19 beserta subvariannya dengan terus melakukan 3T (Tracing, Testing, dan Treatment).
Dalam hal ini KPCPEN kata dia juga terus mendukung Kemenkes dan organisasi lintas sektor dalam menggencarkan vaksinasi dosis lengkap dan booster hingga mencapai target dari WHO, mengupayakan agar penggunaan PeduliLindungi diintensifkan kembali di masyarakat.
Selain itu, pihaknya kata Leni juga sedang mempersiapkan fasilitas kesehatan dan logistik sebagai persiapan jika terjadi lonjakan kasus serta melakukan monitoring dan evaluasi PPKM secara berkala.
Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Dr. Pandu Riono, MPH., Ph.D menambahkan, dalam menghadapi wabah penyakit menular, kita hanya harus menghindari penularan tersebut dengan ProKes dan menekan dampak penularannya dengan vaksinasi yang dapat meningkatkan imunitas.
Baca Juga: Terima Booster Kedua, Jokowi Ajak Seluruh Masyarakat Segera Vaksin
"Apabila imunitas penduduk sudah terpenuhi (dapat diandalkan dan ditingkatkan cakupannya) melalui vaksinasi booster terutama bagi penduduk yang sangat rawan, maka pandemi akan terkendali dengan baik dan kita bisa mengakhirinya," ujarnya.
Sejak kasus COVID-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020, USAID berperan aktif membantu Indonesia dalam menanggulangi COVID-19 di Indonesia.
Kampanye Kesehatan dalam rangka menekan jumlah kasus COVID-19 memang harus terus dilakukan guna mencegah penyebaran COVID-19 dan agar masyarakat semakin paham dengan cara pencegahannya, terutama dalam menyambut kegiatan akhir tahun.
Salah satunya dengan program Breakthrough ACTION for Covid-19, sejak Desember 2021 Untuk mendukung kesiapan pemerintah dalam pelaksanaan vaksinasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra