Suara.com - Untuk ketiga kalinya Aktor Revaldo ditangkap polisi karena menggunakan narkoba, dan jadi artis tertangkap pakai narkoba jenis sabu dan ganja, setelah sempat 7 tahun di penjara. Kenapa ya orang sulit lepas dari narkoba?
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Mukti Juarsa belum merinci secara penangkapan terhadap Revaldo. Dia hanya membenarkan kabar penangkapan tersebut, dan menyebutkan narkoba yang digunakan jenis sabu dan ganja.
"Iya-iya betul (Revaldo) ditangkap. (Bukti) sabu dan ganja," kata Mukti kepada wartawan, Kamis (12/1/2023).
Kini Revaldo sedang menjalani pemeriksaan intensif oleh petugas berwajib. Hasil tes urine artis berusia 40 tahun tersebut juga dinyatakan positif mengkonsumsi ganja dan sabu.
Sementara itu mengutip WebMD, sabu yang sering juga disebut crytal meth masuk dalam golongan narkoba yang sangat adiktif atau membuat penggunanya kecanduan, sehingga sulit lepas.
Narkoba yang bentuknya menyerupai kristal kaca ini, di kalangan penggunanya dikenal sebagai jenis narkoba yang bisa bekerja sangat cepat, menghasilkan euforia yang intens.
Jenis narkoba ini bisa sangat membuat penggunanya kecanduan karena cara kerjanya serupa dengan obat metamfetamin, atau obat kimia yang menargetkan sistem saraf pusat di otak.
Padahal dalam dunia medis, zat adiktif metamfetamin ini digunakan dengan resep dokter untuk penanganan ADHD atau pada orang hyperaktif, tapi jika diedarkan tanpa resep dokter dan ilegal bisa sangat berbahaya.
"Karena semua sabu-sabu diproduksi secara ilegal di laboratorium jalanan secara rahasia, sehingga tidak ada standar," ujar Kepala Sains di Pusat Pemulihan Amerika sekaligus Asisten Profesor Fakultas Kedokteran Perelman, University of Pennsylvania, Deni Carise, PhD.
Baca Juga: Tes Urine Positif, Revaldo Resmi Tersangka Kasus Narkoba
Alasan lain narkoba jenis sabu bisa membuat penggunanya sangat ketagihan karena obat bisa melepaskan neurotransmitter atau hormon bahagia, yang disebut dopamin bisa meningkat drastis karena pengaruh bahan kimia yang berlebihan.
"Sabu-sabu menyebabkan peningkatan suasana hati yang intensif atau euforia yang jauh lebih kuat daripada kokain. Peningkatan dopamin yang tidak wajar ini menyebabkan keinginan kuat untuk terus menggunakan obat," jelas Carise.
"Hasilnya tubuh punya hasrat untuk terus mempertahankan perasaan yang sangat bahagia, sehingga ingin terus diulang terus menerus, selaiknya ingin berpesta terus menerus," lanjutnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan