Suara.com - Sering kali ada pembicaraan kalau vape atau rokok elektronik berguna untuk menggantikan rokok konvensional. Beberapa juga beranggapan kalau vape juga dinilai tidak seberbahaya rokok konvensional. Namun, bagaimana sih kenyataanya?
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan, penggunaan vape atau rokok elektrik ini pada dasarnya sama dan tidak berbeda dengan rokok konvensional. Pasalnya, di dalamnya sama-sama mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh.
“Mau vape atau rokok elektronik itu sama aja kayak rokok konvensional. Sama-sama mengandung nikotin dan berbahaya bagi tubuh bisa sebabkan penyakit kardiovasuler,” ucap dr Agus dalam media briefing secara daring, Kamis (19/1/2023).
Selain itu, alasan vape dan rokok konvensional tidak jauh berbeda karena keduanya memiliki persamaan lainnya. Untuk persamaan yang pertama, dr Agus menuturkan, baik vape maupun rokok konvensional sama-sama mengandung zat karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
Untuk rokok konvensional, karsinogen terdapat di dalam yaitu tar. Sementara untuk vape di dalam cairannya itu mengandung logam berat. Kedua zat tersebut sama-sama dapat sebabkan kanker bagi tubuh.
“Keduanya ini mengandung karsinogen ada di dalam tar. Sedangkan vape ada pada cairan yang mengandung logam berat,” ujar dr Agus.
Tidak hanya itu, dr Agus mengatakan, baik vape maupun rokok konvensional juga memiliki particulate matter yang bersifat iritatif dan memicu inflamasi bagi tubuh. Hal ini akan sangat berbahaya bagi tubuh sehingga sebabkan penyakit gangguan pernapasan.
“Di dalamnya sama-sama particulate matter yang memicu inflamasi, ini bisa terjadi dan berbahaya menyebabkan penyakit gangguan napas,” jelasnya.
Bukan hanya pada diri sendiri, vape maupun rokok konvensional juga bisa merugikan orang lain. Keduanya sama-sama bisa menjadi penyebab polusi dalam ruangan (indoor). Apalagi, asap yang dihasilkan vape lebih banyak sehingga berisiko sebabkan polusi yang berbahaya bagi orang lain.
Baca Juga: Detik-detik Maling di Kembangan Jebol Atap Minimarket, Gondol Cokelat dan Rokok
“Kalau bicara kontribusi rokoK terhadap polusi, ini banyak di indoor, kalau di luar kecil paling banyak motor kendaraan. Untuk vape belum ada data. Tapi untuk indoor pasti tinggi apalagi uap vape lebih tebal gitu jadi bisa berbahaya bagi orang yang menghirupnya,” pungkas dr. Agus.
Berita Terkait
-
Sleman Hingga Bekasi Dapat Penghargaan Kota Layak Anak, Tapi Kok Masih Ada Iklan Rokok Dekat Sekolah?
-
Bukan Hanya Potensi Pendapatan, Pemerintah Diminta Siapkan Regulasi untuk Kepentingan industri dan Konsumen Vape
-
Tersangka Ingin Jual Bebas Tanpa Diketahui Pembeli, Ternyata Liquid Vape Sabu Bisa Bikin Nyandu
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia