Suara.com - Kabupaten Garut belum lama ini melaporkan adanya 7 kasus baru difteri pada warga Desa Sukahurip. Hal ini diketahui dari Surat Keputusan Bupati Nomor 100.3.3.2/KEP.91-DINKES/2023. Kondisi itu membuat Garut menetapakan status kejadian luar biasa (KLB).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin membenarkan hal tersebut. Budi mengatakan, KLB difteri yang terjadi di garut kemungkinan terjadi karena vaksinasinya menurun setelah munculnya Covid-19 pada 2020 lalu.
“Difteri di Garut memang itu vaksinasinya berkurang gara-gara ada Covid-19 itu kan kita vaksinasinya agak berkurang,” ucap Budi saat diwawancarai di acara Lokapala 2023: Saatnya Berubah, Rabu (22/2/2023).
Budi mengatakan, nantinya tim akan dikirim untuk menangani kasus KLB difteri di Garut tersebut. Pihaknya ingin fokus menangani kurangnya vaksinasi.
“itu akan kita tangani, kita akan kirim tim ke sana. Daerah sana memang vaksinasinya kurang, imunisasinya kurang,” jelas Budi.
Lebih lanjut, pihak Kemenkes juga akan mengidentifikasi daerah-daerah yang imunisasinya kurang. Menurut Budi, kejadian difteri ini kasusnya mirip dengan polio beberapa waktu lalu. Kasusnya muncul kembali karena masyarakat dan tenaga kesehatan berfokus pada vaksinasi Covid-19.
Akibat dari fokus yang terbagi ini, imunisasi pada anak-anak justru tertinggal. Oleh sebab itu, muncul kembali KLB seperti difteri maupun polio.
“Jadi sekarang kita identifikasi daerah mana yang imunisasinya kurang, ini kejadiannya sama kayak polio kan, pada saat covid karena banyak kinerja abis untuk vaksinasi covid sehingga beberapa imunisasi anak tertinggal,” ujarnya.
Budi menuturkan, pihaknya sudah melihat beberapa daerah yang hingga kini cakupan vaksinasi difterinya masih kurang. Setelah diketahui, hal tersebut akan segera melakukan tindakan demi mencegah munculnya kasus baru.
Baca Juga: Menakar Pernyataan Menkes soal Arti Stunting, Apakah Sama dengan Bodoh?
“Jadi nanti kita udah lihat daerah-daerah mana yang kurang difteri. Itu nanti kita ketahui,” pungkas Budi.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dr Siti Nadia Tarmizi dalam keterangannya menjelaskan, terdapat beberapa langkah yang dilakukan agar KLB difteri tidak meluas. Beberapa langkah yang diterapkan di antaranya:
- menetapkan status KLB difteri sebagai pemberitahuan bahwa situasi sudah darurat .
- Puskesmas membuat posko KLB difteri di lokasi .
- Melakukan tata laksana kasus sesuai dengan pedoman (pengambilan swab, pemberian ADS sesuai rekomendasi ahli, isolasi kasus).
- Memberikan profilaksis kepada semua kontak erat.
- Menunjuk Pemantau minum Obat (PMO) profilaksis (kader, toma atau petugas kes setempat).
- Pembatasan aktivitas di luar rumah bagi yang sakit.
- Tetap melakukan protokol kesehatan terutama di daerah /lokasi KLB dengan menjaga jarak dan penggunaan masker.
- Melakukan Outbreak Respond Immunization (ORI) sesuai arahan komite ahli.
- Melakukan koordinasi dengan lintas sektor dalam penanganan kasus difteri.
- Sosialisasi tentang penyakit difteri dan pentingnya imunisasi kepada masyarakat.
- Meningkatkan cakupan imunisasi dasar lengkap.
- Melakukan ORI (outbreak respon immunization) di wilayah garut.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat