Suara.com - Seksolog Dokter Boyke Dian Nugraha meminta bantuan dari para artis tanah air dan tokoh agama untuk menyerukan bahaya pernikahan dini. Salah satu bahaya yang mengintai akibat pernikahan dini yang diungkapkan oleh Dokter Boyke adalah stunting.
Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan kurang dari usia 19 tahun. Pasal 7 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan mengatur bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria dan wanita sudah mencapai usia 19 tahun.
Dokter Boyke menuturkan berbagai penyebab yang memungkinan terjadinya pernikahan dini. Mulai dari desakan orangtua karena faktor ekonomi, stigma perempuan di dapur dan kurangnya pengetahuan mengenai seks.
“Penyebabnya adalah orangtua buru-buru nikahin biar terbebas secara ekonomi, perempuan enggak usah sekolah tinggi-tinggi asal bisa masak aja oke, kemudian kurangnya pendidikan seks dan kesehatan reproduksi,” jelas dr. Boyke dikutip pada Sabtu, (1/4/2023) melalui unggahan dari akun Instagram @horn.indonesia dan @drboykediannugraha.
Dokter Boyke pun menyinggung mengenai dampak dari pernikahan dini, mulai dari kesulitan saat melahirkan, anak yang stunting sampai penyakit menular seperti HIV bahkan tidak menutup kemungkinan akan adanya kanker mulut rahim bisa mendekati.
“Oleh karena itu mencegahnya yuk kita sama-sama menghindarkan pernikahan dini. Ayo para artis para tokoh agama menjelaskan untuk melawan stunting salah satunya adalah kita harus kampanyekan pernikahan dini ini,” tegas dr. Boyke menyerukan akan bahaya pernikahan dini.
Hubungan Pernikahan Dini dan Angka Stunting
Sebuah jurnal penelitian menyebutkan usia saat menikah mempengaruhi kesuburan sebagai faktor kunci yang berdampak jangka panjang bisa menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak gagal stunting.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwasannya pernikahan dini memiliki kecenderungan berstatus gizi pendek atau gizi kurang pada anak yang akan dilahirkan. Sehingga berpeluang melahirkan anak stunting.
Penelitian tersebut juga menungkapkan bahwa wanita yang menikah di usia dini akan mempunyai waktu paparan lebih panjang terhadap risiko untuk hamil yang berdampak secara tidak langsung pada tingkat fertilitas dan akan berakhir pada gagalnya pertumbuhan juga perkembangan anak yang disebut stunting.
Penyebabnya adalah aliran gizi pada janin saat hamil tidak baik karena pasokan darah ke serviks dan uterus belum sepenuhnya berkembang dengan baik pada beberapa perempuan remaja. (Shilvia Restu Dwicahyani)
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat