Suara.com - Anthrax adalah penyakit pada hewan pemakan rumput dan hewan liar, tetapi dapat menyerang manusia (bersifat zoonosis). Penyakit Anthrax ini digolongkan sebagai occupational disease atau penyakit akibat pekerjaan yang terutama menyerang peternak, petani, pekerja yang memproses kulit, bulu, tulang, dan bahan asal hewan lainnya, dokter hewan.
Anthrax juga sering disebut sebagai penyakit tanah. Sedikitnya ada 3 tipe menurut cara penularannya, yaitu Anthrax cutaneous, Anthrax paru, dan Anthrax usus. Anthrax usus bisa menyebabkan 25-60% penderita meninggal dunia.
Penyebab Penyakit Anthrax
Anthrax disebabkan oleh Bacillus anthracis, termasuk bakteri batang gram positif, bersifat aerob (facultative anaerob), yang dapat membentuk spora jika dalam kondisi lingkungan yang kurang sesuai, dan spora dapat bertahan hingga 40 tahun di dalam tanah.
Spora itu adalah sumber penularan pada ternak yang masuk melalui saluran pencernaan. Kemudian, basil Anthrax dapat menghasilkan toxin yang menyebabkan kematian walaupun telah dilakukan pengobatan dengan antibiotik.
Dikutip dari Kemenkes, di dalam tanah, spora disebutkan bisa bertahan hidup selama 40 sampai 60 tahun. Inilah yang kemudian menyebabkan risiko penyebaran antraks sangat tinggi, seperti melalui rumput yang dimakan hewan ternak, khususnya yang berkuku genap seperti kerbau atau sapi. Spora ini juga disebut dengan endospora yang berukuran sekitar 1-2 mikrometer.
Anthrax bisa tersebar di seluruh dunia baik di daerah beriklim tropis maupun sub tropis. Penyakit ini timbul secara enzootis pada saat tertentu sepanjang tahun dengan lokasi terbatas yang disebut Daerah endemis Anthrax. Di Indonesia sendiri, terdapat 14 provinsi yang memiliki daerah endemis Anthrax.
Di antaranya adalah Sumatera Barat, Jambi, Jawa Barat, Jawa tengah, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.
Lantas, upaya apa yang bisa dilakukan untuk pencegahan dan pengendalian Anthrax?
Baca Juga: 3 Tips Mencairkan Daging Ayam Beku yang Aman agar Bakteri Tidak Berkembang
Vaksinasi dan monitoring hewan yang masuk dan keluar di daerah endemis perlu dilakukan. Kemudian, penting juga untuk melaporkan jika ada hewan yang terlihat sakit atau mati mendadak dengan mengeluarkan darah dari lubang-lubang kumlah. Sebaiknya, hewan yang sakit diasingkan dan hindari menyembelih hewan yang menunjukkan gejala sakit.
Memusnahkan bangkai hewan yang diduga mati karena Anthrax juga wajib dilakukan, dengan cara membakar hangus dan atau mengubur dalam lubang sekurang-kurangnya sedalam 2 meter.
Jangan lupa berikan tanda dan hindari adanya hewan pemakan daging, serta perluasan penyakit melalui serangga dengan penggunaan anti serangga. Kemudian, untuk hasil produksi dari hewan terduga Anthrax tidak boleh dikonsumsi atau digunakan dan harus segera dimusnahkan.
Jika Anda tinggal atau akan mengunjungi daerah yang berisiko tinggi terkena penyakit Anthrax, atau jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala terkena penyakit ini, jangan ragu untuk segera konsultasi dengan dokter.
Kontributor : Rishna Maulina Pratama
Berita Terkait
-
Warga di Gunungkidul Meninggal Karena Konsumsi Daging Sapi Terjangkit Antraks, Apa Itu?
-
Jadi Sebab 750.000 Anak di Dunia Meninggal, Begini Cara Cegah Diare
-
Jangan Cuci Daging Kurban Sebelum Memasaknya, Ngeri Banget Efeknya
-
Penyakit Rabies Lagi Viral, Kenali Penularan, Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya
-
3 Tips Mencairkan Daging Ayam Beku yang Aman agar Bakteri Tidak Berkembang
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!