Suara.com - Tumbuh kembang anak dan remaja di satu negara punya arti penting dalam menjamin keberlanjutan negara itu sendiri di masa depan. Sayangnya, menjamin tumbuh kembang anak dan remaja dengan baik penuh dengan berbagai tantangan.
“Usia dini (0-6 tahun) merupakan periode emas sekaligus masa kritis yang menentukan kualitas anak di masa remaja dan masa dewasanya. Pemenuhan kebutuhan anak di usia dini merupakan suatu kewajiban bersama yang harus dilakukan demi masa depan bangsa,” jelas Psikolog, Founder dan Managing Director Jakarta Child Development Center (JCDC), Nadia Emanuella Gideon, MPsi dalam keterangannya baru-baru ini.
Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak di Indonesia, tahun 2018 ada 5-10% anak Indonesia mengalami kelambatan tumbuh kembang dan di tahun 2022 meningkat menjadi 30%.
Untuk Kesehatan mental menurut data dari National Adolescent Mental Health tahun 2018 ada 6.1% remaja terdiagnosa dengan gangguan mental dan meningkat di tahun 2022 menjadi 28% atau 1 dari 3 remaja terdiagnosa dengan gangguan mental.
Sebagai upaya pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak, sejalan dengan salah satu visi dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) yaitu pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak, JCDC berupaya untuk menjadi partner yang terpercaya bagi para orang tua dan individu dalam menghadapi tantangan dalam pengasuhan, mengoptimalkan tumbuh kembang dan kesehatan mental serta pengembangan diri anak dan remaja.
“Kami bekerja dalam berbagai disiplin ilmu dengan transdisiplin (ini level tertinggi dari multidisiplin) karena trans berarti satu anak diobservasi praktisi dari berbagai disiplin ilmu dan secara customize kami membuat dan melakukan program untuk anak dan remaja tersebut dengan melibatkan orang tua dalam pembuatan dan pelaksanaan program sebagai tim untuk bekerjasama dalam mendorong anak dan remaja, keluarga, dan individu untuk mencapai potensi terbaiknya dalam kemampuan dan tumbuh kembang anak dan remaja sesuai prinsip DIR Floortime yang kami pegang teguh yaitu “Semua anak memiliki potensi menjadi anak hebat. Tugas kita semualah untuk menciptakan dunia yang terbaik agar potensi ini bisa berkembang”, jelas Nadia.
Isu pendidikan keluarga dan kesehatan mental menjadi topik yang banyak diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Topik kesehatan mental sendiri juga menjadi penting dalam praktek pendidikan keluarga dan perkembangan anak dan remaja. Urgensi dari pendidikan keluarga terutama tumbuh kembang sesudah pandemi ini semakin terasa. Banyak anak yang lahir di masa pandemi dan sekarang sedang bertumbuh dan berkembang.
Klinik tumbuh kembang anak dan remaja bisa menjadi sahabat orang tua yang ingin mendapatkan bantuan ahli agar pertumbuhan anak menjadi maksimal.
“Setiap anak dan remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda. Bahkan beberapa mungkin tidak dapat mencapai milestone atau mengalami gangguan dalam proses tumbuh kembangnya. Di sinilah klinik tumbuh kembang anak dan remaja hadir untuk menjadi solusi”, tambah Nadia.
Klinik akan melakukan deteksi dini, diagnosis, dan intervensi terhadap anak dan remaja sesuai kebutuhannya, serta dapat memberikan edukasi yang tepat bagi orang tua.
“Mengajak anak ke klinik tumbuh kembang bukan berarti anak memiliki masalah kesehatan namun justru untuk memenuhi hak anak untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara maksimal. Ini penting sekali untuk dipahami oleh orang tua,” jelas Nadia.
“JCDC akan memastikan kondisi perkembangan dan psikologis dengan pemeriksaan yang menyeluruh untuk setiap individu yang didampingi,”, jelas Nadia yang juga merupakan Expert Trainer Leader DIR Floortime, certified by ICDL International.
Berita Terkait
-
Bukan Hanya Pemeriksaan Tumbuh Kembang Anak, Posyandu Juga Bisa Edukasi Ibu Tentang Permasalahan Kulit yang Dialami Bayi
-
Ogah Kehilangan Momen Tumbuh Kembang Anak, Chelsea Olivia dan Glenn Alinskie Masih Cuti dari Sinetron
-
Dibalik Suara Berisik Lato-lato, Mainan Ini Diyakini Berikan Dampak Baik Bagi Tumbuh Kembang Anak
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan