Suara.com - Usai pandemi Covid-19 usai, beberapa penyintas kerap merasakan dampak jangka panjang yang dirasakan. Beberapa orang masih suka merasa gangguan pada pernapasannya, hingga batuk yang tak kunjung hilang.
Bukan hanya itu, adanya gangguan pernapasan ini juga seringkali dikhawatirkan sebagai gejala dari kanker paru-paru. Pasalnya, berdasarkan pengakuan penyintas Covid-19, dampak jangka panjang yang dirasakan dikhawatirkan menjadi penyebab kanker paru-paru.
Namun, benarkan Covid-19 bisa menyebabkan kanker paru-paru pada jangka panjang?
Menanggapi hal ini Dokter Spesialis Paru, Prof. Dr. dr. Noni Novisari Soeroso, M.Ked(Paru), Sp.P(K)Onk mengatakan,pada beberapa pasien memang merasakan dampak jangka panjang dari Covid-19. Hal ini biasa terjadi pada pasien usia rentan seperti anak-anak, lansia, dan mereka yang memiliki penyakit komorbid.
Sementara, terkait Covid-19 menjadi penyebab kanker paru-paru belum ditemukan data yang pasti. Pasalnya, pengembangan kanker paru-paru butuh waktu yang lama. Sejauh ini, faktor risiko yang bisa menjadi penyebab kanker paru-paru seperti TBC, dan pneumonia.
“Covid itu termasuk penyakit yang terkait dengan penyakit paru. Tapi tadi faktor risiko ada penyakit TBC bisa memicu kanker paru, pneumonia bisa juga, termasuk pneumonia karena Covid saja pemicu kanker. Namun, kita belum ada ada. Sementara untuk terjadinya kanker paru itu membutuhkan waktu 15 sampai 20 tahun,” kata dr Noni dalam Webinar Awam Srikandi Kanker Paru, Senin (5/2/204).
Oleh sebab itu, menurutnya jika Covid-19 menjadi penyebab kanker paru-paru belum bisa dipastikan. Hal ini harus ditanyakan dulu datanya kepada pasien Covid. Kalau memang mereka pernah menderita Covid lalu alami kanker paru-paru/, maka bisa Covid 19 menjadi faktor risiko.
“Ini makannya sebagai klinisi harus tanggap menanyakan kembali setiap-setiap pasien yang mempunyai riwayat covid. Jadi kita punya data kira-kira 15 sampai 20 tapi kalau dia menimbulkan kanker paru. Nah ini bisa jadi covid adalah faktor risiko kanker paru, Tapi saat ini belum ada data,” sambungnya.
Menambahkan hal ini, Dokter Spesialis Paru DR. dr. Laksmi Wulandari, Sp.P (K) menuturkan, pasien yang alami dampak dari gejala Covid-19 dapat memeriksanya. Sebab biasanya gejala ini akan hilang dalam waktu singkat.
Baca Juga: Tingkatkan Kesehatan Global, Perusahaan Farmasi Korea Ini Cari Tenaga Medis Berkompeten di Indonesia
“Jadi covid ini penyakit baru belum ada data untuk long trennya kanker paru-paru. Tapi untuk long covid memang ada gejala-gejalanya respirasi yang membandel seperti batuk dan lain-lain. Tapi kalau saya perhatikan biasanya gejala covid itu bisa hilang sendiri bisa 3 bulan sampai 6 bulan,” kata dr. Laksmi.
Di sisi lain, hal ini bisa berguna sebagai pemeriksaan dini sejak awal juga jika memang pasien berisiko alami kanker paru-paru. Nantinya, pasien dapat melakukan tatalaksana lebih
“Tapi adanya hal ini juga blessing jadi bisa lihat nodul kecil jika pemeriksaan, soalnya tidak ada gejalanya. Justru karena dari covid difoto dan CT Scan jadi kelihatan. Jadi blessingnya adanya gejala dini jadi bisa dilakukan tatalaksana dengan cepat,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental