Suara.com - Menjelang bulan Ramadan, biasanya akan ada banyak mobilisasi masyarakat, terutama pada waktu mudik. Hal ini berisiko membuat munculnya kerumunan yang menjadi berisiko sebabkan penularan Covid-19.
Meski kasusnya tidak banyak, Covid-19 masih banyak terjadi di masyarakat. Dampak penyakit ini cukup parah, apalagi bagi mereka yang memiliki penyakit komorbid dan usia lanjut. Oleh sebab itu, adanya perkiraan lonjakan mobilisasi pada saat mudik menjadi salah satu yang perlu diperhatikan.
Penasihat Satgas Imunisasi PAPDI, Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FINASIM, menyarankan perlindungan diri dari kemungkinan lonjakan kasus Covid-19, terutama pada mereka yang rentan.
Dr. Samsuridjal menyarankan mereka yang memiliki penyakit komorbid dan usia lanjut untuk mengenakan masker selama perjalanan mudik. Pasalnya, banyaknya kerumunan akan menjadi sarana mudah untuk penularan Covid 19.
“Selama perjalanan mudik jadi tempat-tempat banyak orang dan tempat berkumpul dan berisiko diantaranya membawa Covid 19 ini,” kata Dr. Samsuridjal dalam media gathering bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Rabu (6/3/2024).
Di samping itu, dianjurkan juga untuk melakukan vaksinasi booster sebagai bentuk perlindungan dalam diri agar tidak terkena Covid-19 saat masa mudik. Booster ini juga tak hanya disarankan untuk mereka yang rentan, tetapi juga yang sehat. Hal ini sebagai bentuk preventif agar tidak membawa virus tersebut kepada orang yang rentan.
“Sebelum berisiko ketemu orang banyak, tentu lebih baik di-booster lanjutan. Nah, itu bisa dilakukan sebelum waktu mudik karena kita akan bertemu keluarga, seperti kakek nenek ketemu cucu, bisa berpelukan segala macam, jadi bisa terjadi penularannya,” jelasnya.
Ketua satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM, menyarankan agar vaksinasi dilakukan 28 hari sebelum mudik. Hal ini akan membangun antibodi yang jauh lebih baik.
“Waktu yang tepat yang ideal itu sebetulnya dua sekitar 28 hari atau 1 bulan sebelum. Jadi 28 hari itu hampir 100 persen orang yang dibangun muncul antibodi secara kuat,” kata Dr. Sukamto.
Baca Juga: 5 Program Mudik Gratis 2024, BUMN Sudah Buka Pendaftaran Kuota Terbatas, Segera Cek Linknya!
Namun, bagi mereka yang kesulitan menemukan waktu untuk vaksinasi dan memiliki daya tahan bagus, dapat lakukan booster dua minggu sebelumnya. Hal ini juga membantu melindungi diri saat musim mudik tiba.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global