Suara.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyarankan agar setiap kabupaten/kota yang memiliki program pemberian makanan tambahan di posyandu untuk juga menggaet ahli gizi.
Tujuannya agar setiap makanan tambahan yang diberikan bisa lebih dulu dikonsultasikan kepada ahli gizi agar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan anak-anak.
"Saran saya di daerah itu tim percepatan penurunan stunting harus ada ahli gizi, di kecamatan juga ada ahli gizi. Saran saya konsultasi dengan ahli gizi setempat. Tim percepatan penurunan stunting harus mengawal dengan baik," kata Hasto ditemui usai Rapat Koordinasi Teknis BKKBN di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Pernyataan itu sekaligus menanggapi kejadian keracunan makanan pada puluhan balita di Majene, Sulawesi Barat, setelah mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pencegah stunting dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.
Menurut Hasto, saat ini memang banyak Pemda yang kian semangat membuat program penurunan angka stunting di daerahnya masing-masing. Itu sebabnya, dia menyarankan agar Pemda memperhatikan jenis makanan yang diberikan kepada anak. Kejadian di Sulawesi Barat itu juga, menurutnya, termasuk kejadian yang jarang terjadi.
"Makanan kalau perlu diuji coba. Seluruh Indonesia sekarang marak sekali bikin makanan untuk balita dan ibu hamil. Dan ada kejadian di Sulawesi Barat, saya rasa itu satu dari sekian ribu kegiatan," ujarnya.
Sebelumnya silaporkan ada 42 balita mengalami keracunan di Majene, Sulawesi Barat, setelah mendapatkan PMT pencegah stunting. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju menemukan adanya bakteri E-Coli dari sampel makanan PMT tersebut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga telah menyampaikan kalau pemberian makanan itu tidak dilakukan oleh Dinas Kesehatan. Sehingga, Budi mengimbau kepada seluruh Pemda yang ingin memberikan PMT kepada balita untuk mencegah stunting agar melibatkan Dinas Kesehatan setempat. Karena Dinkes bisa melakukan kontrol secara menyeluruh, agar makanan tersebut aman dikonsumsi.
Escherichia coli atau E.coli sendiri merupakan bakteri yang biasa hidup di usus manusia dan hewan, fungsinya sebenarnya untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Tetapi, ada juga jenis E. coli tertentu yang dapat menyebabkan infeksi sehingga menimbulkan gejala diare, sakit perut dan kram.
Baca Juga: Kemenag Libatkan 9 Ribu Penghulu dan 50 Ribu Penyuluh Agama Kampanye Pencegahan Stunting
Dikutip dari Halodoc, jenis bakteri E. coli yang berbahaya itu menghasilkan toksin Shiga (STEC), sejenis racun yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan yang parah. Racun dari bakteri E. coli tersebut dapat menular ke manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Seperti daging mentah atau setengah mata, susu mentah, dan sayuran mentah yang terkontaminasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak