Suara.com - Hingga kini kandungan senyawa bromat masih kerap menjadi pembicaraan di masyarakat. Hal ini setelah temuan adanya temuan adanya air minum dalam kemasan (AMDK) mengandung senyawa bromat melebihi ambang batas.
Hal tersebut bukan hanya merugikan, tapi juga berbahaya bagi kesehatan. Hal itu disampaikan oleh Ahli Madya Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Padang Azfrianty dalam diskusi bersama Klik Positif, Rabu (22/5).
“Sesuai regulasi, AMDK yang terbukti memiliki kandungan senyawa bromat di atas ambang batas membahayakan kesehatan dan bisa ditarik dari peredaran,” ujar Azfrianty.
Berdasarkan standar SNI, kandungan bromat dalam air minum dalam kemasan (AMDK) tidak boleh melebihi 10 ppb. Namun, kekhawatiran publik meningkat setelah informasi mengenai kandungan bromat di beberapa merek AMDK menyebar di media sosial. Salah satu merek bahkan ditemukan mengandung bromat hingga 58 ppb.
Uji laboratorium yang dilaporkan oleh CekFakta Klik Positif juga menunjukkan bahwa 3 dari 11 merek AMDK mengandung bromat melebihi batas yang ditetapkan, yaitu 19 ppb, 29 ppb, dan 48 ppb.
Guru Besar Lingkungan Universitas Negeri Padang, Prof. Dr. Indang Dewata, menjelaskan bahwa bromat dalam AMDK dapat terbentuk akibat proses ozonisasi air yang mengandung bromida.
“Jika sumber air mengandung bromida maka bisa dipastikan air kemasannya mengandung bromat,” katanya.
Namun, kandungan bromat dalam AMDK dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pH air, konsentrasi ion bromida, kadar ozon, dan durasi proses ozonisasi atau filtrasi air yang mengandung bromida.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengujian produk AMDK secara berkala, karena regulasi telah menetapkan ambang batas kandungan bromat dalam AMDK.
Baca Juga: Lawan Rasa Insecure, Ini 4 Rekomendasi Buku untuk Hadapi Hidup yang Berat
Plt. Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Zulnadi, menyayangkan bahwa pertumbuhan industri AMDK yang pesat tidak diimbangi dengan ketersediaan laboratorium yang memadai untuk menguji kandungan bromat.
"Di Sumbar misalnya, air minum dalam kemasan produksi lokal jumlahnya sudah puluhan, dengan berbagai macam merek. Sementara, kadar bromat-nya kemungkinan besar belum diuji di Laboratorium. Sumbar tidak punya Laboratorium untuk menguji kadar Bromat," kata Zulnadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Pakar Ungkap Cara Memilih Popok Bayi yang Sesuai dengan Fase Pertumbuhannya
-
Waspada Super Flu Subclade K, Siapa Kelompok Paling Rentan? Ini Kata Ahli
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang