Suara.com - Penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian di kalangan calon jemaah haji, dengan 56 kematian hingga Minggu (9/6). Pneumonia menempati urutan pertama sebagai penyakit yang paling banyak dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.
Menurut dr. Ali Asdar Sp.P dari KKHI Makkah, pneumonia dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Penelitian menunjukkan bakteri gram positif adalah penyebab utama pneumonia komunitas.
Data rumah sakit di Indonesia pada 2020-2021 menunjukkan bahwa bakteri gram negatif seperti Klebsiella pneumoniae dan Escherichia coli paling sering ditemukan pada pasien pneumonia komunitas, diikuti oleh bakteri gram positif seperti Staphylococcus haemolyticus.
“Ini menunjukkan perubahan pola bakteri pneumonia komunitas di Indonesia dalam 10 tahun terakhir, sehingga perlu penelitian lebih lanjut,” kata dr. Asdar.
Faktor risiko pneumonia komunitas termasuk usia, merokok, paparan lingkungan tidak sehat, malnutrisi, gangguan fungsi tubuh, kebersihan mulut buruk, penggunaan terapi imunosupresif, steroid oral, dan obat penghambat asam lambung. Resistensi antibiotik, populasi lanjut usia yang meningkat, dan komorbiditas kronis juga berkontribusi.
Komorbiditas yang terkait dengan pneumonia komunitas mencakup penyakit respirasi kronik, penyakit kardiovaskular, gagal jantung kongestif, diabetes, penyakit ginjal atau hati kronik, dan stroke.
Sebagian besar pasien pneumonia komunitas membaik dalam 72 jam pertama setelah pemberian antibiotik. Namun, 6-15% tidak menunjukkan respons dalam periode tersebut, dengan tingkat kegagalan mencapai 40% pada pasien ICU.
Jika tidak ada perbaikan dalam 48-72 jam pengobatan, diagnosis, kondisi pasien, obat-obatan, dan bakteri penyebab perlu ditinjau ulang. Penyebab kegagalan pengobatan biasanya adalah faktor pemicu penyakit, bukan kesalahan pemilihan antibiotik. Penyebab kurang responsif mungkin karena bakteri resisten atau komplikasi pneumonia.
Antibiotik harus diberikan segera dan dievaluasi dalam 24-72 jam pertama. Jika ada perbaikan, terapi dilanjutkan. Jika memburuk, antibiotik diganti sesuai hasil biakan.
Baca Juga: Perjalanan Hijrah Risty Tagor: Dulu Sekolah Nasrani, Berhijab hingga Haji Gratis Diundang Raja Saudi
Langkah jika pasien tidak responsif meliputi merujuk pasien ke pelayanan lebih tinggi, pemeriksaan ulang diagnosis, pemeriksaan invasif jika perlu, dan pemberian antibiotik sesuai hasil biakan.
Pneumonia dapat menyebabkan komplikasi serius seperti efusi pleura, empiema, abses paru, sepsis, syok sepsis, gagal napas, ARDS, dan kematian.
Pengobatan di KKHI sudah memadai dengan laboratorium dan X-ray, sehingga pasien menunjukkan perbaikan. Dokter KKHI merekomendasikan penggunaan masker, berhenti merokok, istirahat cukup, minum cukup cairan, makan bergizi, dan rutin minum obat bagi yang memiliki komorbid.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat