Suara.com - Harga obat di Indonesia yang jauh lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan India kembali menjadi sorotan. Sebab, harga obat yang mahal dinilai menjadi salah satu hambatan terhadap akses pelayanan kesehatan di Indonesia.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangannya mengungkapkan betapa perlunya langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Prof. Tjandra, yang bertugas di kantor WHO Asia Tenggara di New Delhi dari 2015 hingga pensiun pada tahun 2020, menceritakan pengalamannya selama berada di India.
"Saya mengkonsumsi berbagai obat rutin dan selalu membeli obat di New Delhi. Kesehatan saya terjaga dengan baik selama lima tahun di India," ujarnya. Ia juga sering membawakan obat untuk rekan-rekan dokternya di Indonesia, yang menunjukkan bahwa kualitas obat di India tidak diragukan lagi.
Prof. Tjandra menyoroti dua keuntungan utama dari sistem harga obat di India. Pertama, harga obat selalu tercetak di kemasan, sehingga masyarakat tahu persis berapa harga yang harus dibayar. Kedua, harga tersebut sama di seluruh negara karena dikontrol ketat oleh pemerintah.
Prof. Tjandra memberikan beberapa contoh konkret mengenai perbandingan harga obat antara Indonesia dan India. Misalnya, harga satu tablet Atorvastatin 20 mg di apotek di Jakarta adalah Rp. 6.160, sementara di India hanya 4,9 Indian Rupees atau sekitar Rp 1.000. Ini berarti harga obat tersebut di Indonesia enam kali lebih mahal. Contoh lainnya adalah Clopidogrel 75 mg yang di Jakarta dihargai Rp. 7.835 per tablet, sedangkan di India hanya 7,7 Indian Rupees atau sekitar Rp 1.540.
"Harga obat kita lebih dari lima kali lebih mahal dibandingkan harga di India," tegas Prof. Tjandra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI.
Prof. Tjandra juga mengungkapkan bahwa tingginya harga obat di Indonesia tidak hanya berdampak pada biaya obat, tetapi juga pada harga pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri, di mana biaya tindakan kesehatan tertentu jauh lebih murah.
"Kita tunggu langkah konkret yang akan dilakukan pemerintah, sehingga obat yang masyarakat kita konsumsi dapat menjadi jauh lebih murah, sama seperti yang dinikmati rakyat Malaysia dan India," tutup Prof. Tjandra.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa harga obat di Indonesia bisa tiga hingga lima kali lebih mahal dibandingkan Malaysia, salah satunya karena inefisiensi dalam perdagangan.
Baca Juga: Efek Hipertensi, Indra Birowo Alami Mual hingga Nyaris Pingsan
Pernyataan ini disampaikan setelah rapat internal dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, yang membahas industri alat kesehatan dan obat-obatan.
"Pajak kan gampangnya paling berapa, pajak kan 20 persen, 30 persen, nggak mungkin, bagaimana menjelaskan bedanya 300 persen, 500 persen. Sesudah kita lihat ada itu tadi, inefisiensi dalam perdagangannya, jual belinya, banyaklah masalah tata kelola, pembeliannya," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip dari ANTARA baru-baru ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak