Suara.com - Penelitian menunjukkan bahwa terapi intensif selama tiga minggu lebih efektif dibandingkan dengan terapi tradisional selama satu tahun penuh untuk bayi, anak-anak, dan remaja berkebutuhan khusus.
Dalam kaitan itu, WINGS Therapy center sebagai pusat terapi pertama dan satu-satunya di Asia yang secara otentik menerapkan kerangka kerja Model Terapi Intensif (IMOT) terus mengenalkan model terapi intensif yang inovatif.
Kerangka kerja IMOT yang dikembangkan pada tahun 1994 oleh Pusat Rehabilitasi Euromed Polandia telah menunjukkan keampuhan yang luar biasa dalam berbagai bentuk terapi fisik dan okupasi, terutama Suit Therapy.
Terapi ini memanfaatkan prinsip-prinsip neuroplastisitas dan pembelajaran motorik dengan melakukan pengulangan berkali-kali terhadap latihan-latihan baru dan menantang dalam kerangka waktu yang singkat.
Model perawatan ini semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena terbukti memberikan manfaat dan hasil luar biasa yang diakui oleh pasien, terapis, dan dokter.
Bagaimana cara kerja IMOT?
Serupa dengan bootcamp, terapis IMOT bekerja satu per satu dengan pasien selama periode tiga minggu hingga tiga bulan. Pasien menjalani sesi terapi lima hari seminggu, dengan durasi satu hingga empat jam setiap hari, tergantung pada usia, kondisi, dan tingkat kemampuan anak.
Berbeda dengan pendekatan tradisional yang biasanya hanya melibatkan satu atau dua sesi dalam seminggu. Kerangka kerja ini menekankan pada tiga pilar: Intensitas, Frekuensi, dan Durasi.
Hal lain yang juga penting untuk keberhasilan Model Terapi Intensif adalah keahlian, pengetahuan, dan pelatihan pada terapis.
Baca Juga: Mahasiswa Filipina Pilih Indonesia Sebagai Destinasi Belajar Terapi Mata
Di WINGS, para terapis membuat program yang disesuaikan untuk setiap pasien. Untuk itulah para terapis dilatih secara ketat dalam berbagai prosedur, termasuk di antaranya Intervensi Gerakan Dinamis, Terapi Jasmani, Kebugaran untuk Autisme, dan TREXO.
Program yang diterapkan kepada pasien adalah program yang telah disesuaikan setelah konsultasi mendalam dan penilaian terhadap diagnosis anak, riwayat medis, dan kemampuan saat ini. Program akan berkembang seiring dengan kemajuan anak atau remaja
Seperti J yang didiagnosis dengan Atrofi Otot Tulang Belakang tipe II. Ia bergabung dengan WINGS pada tahun 2021 saat berusia dua tahun, setelah menerima suntikan Zolgensma untuk kondisinya.
Meskipun suntikan Zolgensma menghentikan perkembangan Atrofi Otot Tulang Belakangnya, namun tidak mengembalikan efek yang telah terjadi. Sebelum bergabung, J bahkan tidak dapat mengangkat badannya.
J terdaftar dalam Program Terapi Intensif yang berfokus pada Intervensi Gerakan Dinamis. Kini, pada tahun 2024, J yang sudah berusia lima tahun bisa berjalan secara mandiri dan tanpa bantuan. Dia telah bertransisi ke program Olahraga Adaptif Intensif, di mana saat ini dia sedang belajar melewati tanjakan atau turunan, anak tangga, dan rintangan.
Lainnya JT yang berusia satu tahun bergabung dengan WINGS pada tahun 2023, ia sama sekali tidak dapat bergerak dan berjuang untuk mengangkat kepalanya ketika berbaring tengkurap.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar