Suara.com - Gejala awal Autisme secara medis dapat diketahui melalui tumbuh kembang bayi. Begitu juga dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yang akan tampak saat anak menginjak pertumbuhan di usia tiga atau empat tahun.
Meskipun ada faktor pembeda usia dari tumbuh kembang bayi dan anak, dokter spesialis anak dari Siloam Hospitals Dhirga Surya, dr. Steven Guntur, Sp.A, NODGO (Rus)., menjelaskan, bahwa secara prinsip Autisme dan ADHD adalah hal yang sama, yaitu adanya gangguan pertumbuhan mental dan interaksi sosial.
Gangguan tersebut diduga diakibatkan oleh masalah sensor pada sel saraf dan organ otak anak.
"Gangguan pertumbuhan ini dapat di deteksi sejak dini oleh orangtua. Misalnya, gejala autisme dapat dilihat ketika bayi usia enam bulan yang sulit untuk tersenyum. Sedangkan gejala ADHD itu timbul ketika anak berusia empat tahun, ditandai dengan sulitnya sang buah hati untuk fokus pada satu hal dalam satu waktu", ungkap Steven Guntur melalui live Instagram yang disaksikan puluhan pasangan suami istri.
Adapun perbedaan utama antara ADHD dan Autisme dapat diketahui melalui, kemampuan batas fokus dan minat, interaksi sosial, komunikasi, perilaku dan minat khusus, perilaku repetitif dan rutinitas.
"Meskipun ADHD dan Autisme dapat terjadi bersamaan pada beberapa individu, penting untuk diingat bahwa keduanya adalah kondisi yang berbeda dengan karakteristik yang unik. Diagnosa dan perawatan untuk setiap kondisi dapat berbeda berdasarkan gejala yang dominan dan kebutuhan individu yang bersangkutan", tutur dokter spesialis anak dari Siloam Hospitals Dhirga Surya, dr. Steven Guntur, Sp.A, NODGO (Rus)., menjelaskan.
Steven Guntur menambahkan, satu hal contoh dari perbedaan Fokus dan Perhatian, ADHD umumnya ditandai dengan masalah perhatian, impulsifitas, dan hiperaktivitas.
"Anak pengidap ADHD mungkin kesulitan mempertahankan fokus pada tugas tertentu, sering bergerak tanpa henti, dan bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya. Sedangkan Autisme ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi yang terbatas, serta perilaku repetitif. Fokus perhatian pada individu dengan autisme bisa jadi sangat intens terhadap minat atau aktivitas tertentu, namun mereka mungkin tidak mengalami hiperaktivitas seperti pada ADHD", ungkap Steven Guntur, yang sangat dikenal luas oleh warga di kota Medan sebagai dokter spesialis anak yang ramah dan terpercaya.
Steven Guntur turut menjelaskan sejumlah faktor resiko penyebab Autisme dan ADHD. Menurutnya, faktor resiko dimulai ketika calon ibu menjalani proses kehamilan hingga akan melahirkan. Yaitu terpapar zat/racun berbahaya melalui reaksi udara di tempat tinggal pun gaya hidup tidak sehat selama usia kehamilan. Namun, dalam penelitian medis yang dilakukan di Korea Selatan dan China beberapa waktu lalu, Steven menjelaskan, penggunaan obat antibiotik selama kehamilan tidak termasuk faktor resiko calon bayi akan mengidap Autisme pun ADHD.
Baca Juga: LPSK: Permohonan Perlindungan Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat 81%
"Hindari paparan zat berbahaya dari racun obat serangga atau limbah lingkungan. Penggunaan obat secara kontinyu juga harus dikurangi. Faktor genetik cenderung memperkuat resiko autisme. Karena pola hidup sehat selama kehamilan hingga paska kelahiran harus dipertahankan", tegas Steven Guntur mengingatkan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental