Suara.com - Bedong bayi adalah tradisi yang telah dilakukan secara turun-temurun, dengan tujuan untuk membantu bayi tidur dengan tenang dan merasa nyaman. Namun, Dr. Andreas, SpA(K), seorang Dokter Spesialis Anak, mengingatkan bahwa membedong bayi terlalu kencang dapat berdampak negatif pada perkembangan motorik kasar bayi.
Dampak Buruk Bedong yang Terlalu Kencang
Menurut Dr. Andreas, bayi yang dibedong terlalu kencang bisa kehilangan kesempatan untuk bergerak aktif, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan motorik kasar mereka. Selain itu, membedong terlalu kencang dapat menghambat gerakan alami bayi dan berpotensi menyebabkan masalah pada saraf kaki, yang bisa berdampak jangka panjang.
Cara Bedong yang Aman
Dr. Andreas tidak sepenuhnya melarang teknik bedong, tetapi ia menekankan pentingnya membedong dengan cara yang benar. Bayi boleh dibedong, tetapi jangan terlalu kencang. Teknik bedong yang aman adalah dengan memastikan bahwa kain yang digunakan cukup longgar sehingga bayi masih bisa bergerak dengan bebas, terutama di bagian kaki.
Selain itu, perlu diingat bahwa tidak semua bayi merasa nyaman dibedong. Beberapa bayi mungkin menangis atau berontak saat dibedong, yang bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa tidak nyaman atau kesulitan bernapas. Dalam situasi seperti ini, sebaiknya teknik bedong dihentikan.
Pentingnya Memperhatikan Kebutuhan Bayi
Melakukan bedong pada bayi bukan hanya soal mengikuti tradisi, tetapi juga tentang memahami kebutuhan dan kenyamanan bayi. Setiap bayi berbeda; ada yang merasa nyaman dengan bedong, ada juga yang tidak. Memperhatikan respons bayi saat dibedong dan menyesuaikan tekniknya sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.
Alternatif untuk Memberikan Kehangatan pada Bayi
Baca Juga: Bantah Bikin Aturan Kontrasepsi untuk Pelajar, Menkes: Itu Buat Remaja yang Menikah Usia Dini
Jika tujuan utama membedong adalah untuk memberikan kehangatan, Dr. Andreas menyarankan penggunaan selimut biasa sebagai alternatif. Selimut dapat memberikan kehangatan tanpa membatasi gerakan bayi, sehingga mereka tetap bisa bergerak dengan bebas.
Selain selimut, orangtua juga bisa melakukan hal-hal lain di antaranya:
Pakaikan Pakaian yang Tepat: Pilih pakaian berbahan lembut dan menyerap keringat. Hindari pakaian yang terlalu tebal atau terlalu ketat. Gunakan baju berlapis-lapis agar mudah disesuaikan dengan suhu ruangan.
Jaga Suhu Ruangan: Atur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas. Gunakan thermometer ruangan untuk mengukur suhu. Hindari paparan angin langsung.
Mandikan dengan Air Hangat: Pastikan suhu air mandi tidak terlalu panas atau terlalu dingin. Segera keringkan tubuh bayi setelah mandi.
Lakukan Kontak Kulit ke Kulit: Menggendong bayi dengan kulit langsung bersentuhan dengan kulit ibu dapat membantu menjaga kehangatan bayi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat