Suara.com - Batu ginjal sering kali dikaitkan dengan perubahan warna urine, di mana banyak yang percaya bahwa perubahan warna menjadi kuning atau merah menandakan seseorang menderita batu ginjal. Namun, benarkah anggapan ini?
Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, seorang Spesialis Urologi dari Siloam ASRI, menjelaskan bahwa perubahan warna urine memang bisa berkaitan dengan adanya batu ginjal, namun hal ini tidak selalu menjadi indikator pasti. Menurutnya, perubahan warna urine lebih sering disebabkan oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Beberapa makanan dapat mempengaruhi warna urine, dan hal ini tidak selalu berarti adanya batu ginjal, terutama jika asupan cairan harian cukup.
“Apakah warna urine meningkatkan risiko batu ginjal? Bisa iya, bisa tidak. Kalau perubahan warna disebabkan oleh zat pewarna dari makanan dan minumnya cukup, ya tidak berisiko,” ujar dr. Nur Rasyid, ditulis Rabu (14/8/2024).
Ia memberikan contoh konkret, seperti mengonsumsi buah naga merah yang dapat membuat urine berwarna merah, atau vitamin C yang dapat mengubah warna urine menjadi kuning. Namun, jika asupan cairan tercukupi, perubahan warna ini tidak perlu dikhawatirkan.
Perubahan Warna Urine dan Risiko Batu Ginjal
Menurut dr. Nur Rasyid, risiko batu ginjal lebih mungkin meningkat jika perubahan warna urine disebabkan oleh kurangnya asupan cairan, bukan oleh makanan atau minuman tertentu. Ketika tubuh kekurangan cairan, urine menjadi lebih pekat, yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal.
“Warna urine bisa meningkatkan risiko batu ginjal jika perubahan warna terjadi karena kita kurang minum. Tapi kalau karena makanan atau minuman, selama asupan cairan cukup, tidak perlu khawatir,” jelasnya.
Penanganan Batu Ginjal: Metode RIRS
Bagi mereka yang sudah terkena batu ginjal, penanganan yang tepat sangat penting. Salah satu metode penanganan modern adalah Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Prosedur ini merupakan operasi tanpa bekas luka, yang memungkinkan pasien pulih lebih cepat dan dapat segera kembali ke aktivitas normal.
Baca Juga: 6 Penyebab Anak-Anak Harus Cuci Darah di Usia Muda
“RIRS adalah prosedur penghancuran batu ginjal menggunakan laser. Sebelum dilakukan prosedur ini, pasien harus menjalani pemeriksaan laboratorium dan CT scan untuk mengetahui letak dan ukuran batu,” ungkap dr. Nur Rasyid.
Dengan menggunakan flexible URS, batu ginjal dapat dipecahkan menjadi ukuran yang sangat halus, seperti pasir, bahkan pada kasus batu yang sangat keras. Tindakan ini memberikan harapan bagi pasien yang menderita batu ginjal untuk mendapatkan penanganan yang efektif dan minim risiko, sehingga dapat kembali menjalani kehidupan sehari-hari tanpa gangguan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda