Suara.com - Stroke adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak.
Meskipun faktor genetik dan usia dapat meningkatkan risiko stroke, gaya hidup yang tidak sehat juga memainkan peran yang signifikan.
Salah satu cara yang efektif untuk mengurangi risiko stroke adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga kesehatan jantung, mengontrol tekanan darah, dan mencegah penumpukan plak di arteri, yang semuanya merupakan faktor penting dalam pencegahan stroke.
Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Papua Pegunungan dengan situs pafipapuapegunungan.org, menjaga kesehatan melalui aktivitas fisik dapat membantu menurunkan risiko stroke, terutama di daerah dengan akses terbatas ke fasilitas kesehatan modern. PAFI juga mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan pola hidup sehat guna mengurangi risiko penyakit kronis seperti stroke.
Manfaat Aktivitas Fisik untuk Kesehatan Otak dan Jantung
Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, bersepeda, atau berenang dapat membantu memperbaiki kesehatan jantung dan pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan risiko stroke. Olahraga membantu meningkatkan sirkulasi darah, menjaga elastisitas pembuluh darah, dan mencegah hipertensi, yang merupakan salah satu penyebab utama stroke.
Aktivitas fisik juga merangsang produksi hormon endorfin yang dapat mengurangi stres, depresi, dan kecemasan—faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan otak. Dengan demikian, orang yang rutin berolahraga cenderung memiliki risiko lebih rendah terkena stroke dibandingkan dengan mereka yang tidak aktif secara fisik.
Jenis Olahraga yang Direkomendasikan
Para ahli kesehatan merekomendasikan berbagai jenis aktivitas fisik yang dapat membantu mencegah stroke. Aktivitas aerobik seperti berjalan cepat, bersepeda, dan jogging adalah pilihan terbaik karena dapat meningkatkan detak jantung dan sirkulasi darah. Selain itu, olahraga kekuatan seperti angkat beban atau yoga dapat memperkuat otot dan meningkatkan keseimbangan, yang juga bermanfaat dalam pencegahan cedera atau jatuh, terutama bagi orang lanjut usia yang memiliki risiko stroke lebih tinggi.
Melakukan aktivitas fisik selama minimal 150 menit per minggu, atau sekitar 30 menit per hari, telah terbukti memiliki dampak positif terhadap kesehatan jantung dan otak. Namun, penting untuk menyesuaikan intensitas olahraga dengan kondisi kesehatan individu agar tidak berlebihan.
Gaya Hidup Sehat Lainnya untuk Mencegah Stroke
Selain aktivitas fisik, gaya hidup sehat lainnya juga berperan dalam menurunkan risiko stroke. Mengonsumsi makanan yang seimbang dan rendah kolesterol, menjaga berat badan ideal, serta berhenti merokok merupakan beberapa langkah penting yang dapat dilakukan. Mengontrol tekanan darah dan gula darah melalui pola makan yang sehat dan rajin memeriksakan diri ke dokter juga sangat dianjurkan, terutama bagi individu yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit stroke.
Aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk tubuh, tetapi juga memiliki efek positif yang besar bagi kesehatan mental dan emosional. Dengan menjaga tubuh tetap aktif, Anda dapat menikmati hidup yang lebih sehat dan menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti stroke.
Kesimpulan
Melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah salah satu langkah penting yang dapat diambil untuk mengurangi risiko stroke. Olahraga tidak hanya meningkatkan kesehatan jantung dan otak, tetapi juga membantu mencegah berbagai penyakit kronis lainnya.
Berita Terkait
-
Mengenal Hiperprolaktinemia, ASI Keluar Meski Belum Hamil Karena Stres
-
Tips Mengatasi Rasa Takut ke Dokter Gigi
-
Ketahui Perbedaan Asuransi Jiwa Dan Asuransi Kesehatan, Mana yang Lebih Prioritas?
-
Kista Gigi: Penyebab dan Cara Mengatasinya
-
Bonus Demografi Indonesia di Tangan Milenial dan Gen Z, Apakah Mereka Siap Menerima Tantangan?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan