Suara.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya peningkatan besar dalam kasus Tuberkulosis (TB). Bahkan, TB tercatat sebagai penyakit menular paling mematikan di dunia.
Menurut data WHO, lebih dari 8 juta kasus baru dilaporkan tahun 2023. Fakta ini menjadikan TB sebagai ancaman serius bagi kesehatan global.
"Fakta bahwa Tuberkulosis masih menyebabkan kematian dan kesakitan yang besar sungguh mengejutkan, terutama karena kita sebenarnya memiliki alat untuk mencegah, mendeteksi, dan mengobati penyakit ini," ungkap Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Antara, Kamis (31/10/2024).
WHO memperkirakan bahwa tahun 2023, Tuberkulosis telah menyerang sekitar 8,2 juta orang di seluruh dunia, jumlah yang mengalami peningkatan tajam sejak tahun 1995.
Meskipun jumlah kematian sedikit menurun dari 1,32 juta menjadi 1,25 juta tahun sebelumnya, kasus TB kembali melonjak, dengan angka mencapai 10,8 juta penderita.
Lebih jauh, Tuberkulosis resistan obat menjadi ancaman besar, diperkirakan telah menyerang sekitar 400.000 orang pada tahun lalu.
Resistensi ini kerap terjadi karena penyalahgunaan obat, baik karena resep yang salah, kualitas obat yang buruk, atau pasien menghentikan pengobatan sebelum waktunya.
WHO telah melakukan berbagai upaya dalam penanganan TB di seluruh dunia, dan sekitar 79 juta nyawa telah berhasil diselamatkan sejak tahun 2000. Namun, WHO mencatat adanya kesenjangan yang besar di beberapa wilayah terdampak.
Sebanyak 45 persen kasus baru dilaporkan di Wilayah Asia Tenggara, diikuti oleh Afrika (24 persen) dan Pasifik Barat (17 persen).
Secara khusus, India mencatatkan beban tertinggi dengan 26 persen dari total kasus, diikuti oleh Indonesia (10 persen), Tiongkok dan Filipina (masing-masing 6,8 persen), serta Pakistan (6,7 persen).
Data WHO juga menunjukkan bahwa Tuberkulosis lebih sering menyerang pria daripada wanita dan anak-anak. Sekitar 55 persen kasus adalah pria, 33 persen adalah wanita, dan 12 persen adalah anak-anak dan remaja muda.
Masalah pendanaan menjadi tantangan besar dalam memerangi TB. Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang menanggung 98 persen beban TB global, mengalami kekurangan dana signifikan.
Tahun 2023, hanya 5,7 miliar dolar AS yang tersedia dari target tahunan sebesar 22 miliar dolar AS, atau sekitar 26 persen dari total yang dibutuhkan.
"WHO mendesak setiap negara untuk memenuhi komitmen mereka dalam mengatasi Tuberkulosis, dengan memperluas penggunaan alat pencegahan dan pengobatan yang tersedia guna menghentikan penyebaran penyakit ini," tegasnya.
Berita Terkait
-
Laporan Global 2025: Polusi Udara Berkontribusi pada 7,9 Juta Kematian di Seluruh Dunia
-
Review Film The Stringer - The Man Who Took the Photo: Menelusuri Jejak Fakta
-
Who Am I?: Salah Satu Film Paling Berbahaya Jackie Chan, Malam Ini di Trans TV
-
Gaza Butuh Rp116,3 Triliun untuk Pulihkan Layanan Kesehatan yang Hancur Total
-
WHO Apresiasi Kemajuan Indonesia dalam Pengembangan Obat Herbal Modern
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental