Suara.com - Mengontrol kadar gula darah adalah hal penting, terutama bagi mereka yang memiliki risiko diabetes atau ingin menjaga kesehatan secara umum.
Konsumsi makanan yang kurang tepat bisa membuat gula darah melonjak, yang jika terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk penyakit jantung dan kerusakan pembuluh darah. Oleh karena itu, memahami makanan yang bisa memicu kenaikan gula darah sangat penting dalam menjaga gaya hidup sehat.
Menurut Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Tikep dengan situs pafitikep.org, menghindari makanan dengan indeks glikemik tinggi adalah salah satu langkah efektif dalam mencegah lonjakan gula darah secara berlebihan.
1. Roti Putih dan Karbohidrat Olahan
Makanan yang terbuat dari tepung terigu seperti roti putih, nasi putih, dan pasta, termasuk dalam karbohidrat olahan yang memiliki indeks glikemik tinggi. Roti putih dan makanan sejenisnya cepat dicerna oleh tubuh, sehingga menyebabkan gula darah naik secara cepat. Untuk alternatif yang lebih sehat, pilihlah roti gandum utuh, nasi merah, atau quinoa, yang lebih lambat dicerna dan memiliki dampak minimal terhadap gula darah.
2. Minuman Manis dan Soda
Minuman manis seperti soda, jus buah dengan tambahan gula, dan minuman energi adalah sumber gula yang sangat tinggi. Minuman ini cepat meningkatkan gula darah dan menyebabkan tubuh memproduksi insulin secara berlebihan. Konsumsi yang berlebihan dari minuman manis juga dapat meningkatkan risiko obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2. Sebaiknya, pilih air putih atau teh tanpa pemanis sebagai minuman harian untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.
3. Camilan Manis dan Makanan Penutup
Kue, donat, biskuit, dan makanan penutup lainnya yang kaya akan gula tambahan adalah penyebab utama lonjakan gula darah. Gula tambahan dalam makanan ini dapat langsung meningkatkan kadar gula dalam tubuh, yang berisiko bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga kesehatan. Sebagai gantinya, Anda bisa mencoba camilan sehat seperti buah segar atau yoghurt tanpa pemanis sebagai alternatif camilan sehari-hari.
4. Buah-Buahan yang Terlalu Manis
Meskipun buah-buahan adalah sumber serat dan vitamin yang baik, beberapa buah memiliki kadar gula alami yang cukup tinggi, seperti mangga, anggur, dan pisang matang. Meskipun gula dalam buah-buahan lebih baik daripada gula tambahan, bagi mereka yang ingin menjaga kadar gula darah, sebaiknya mengonsumsi buah dengan indeks glikemik rendah seperti apel, stroberi, atau buah pir.
5. Makanan Cepat Saji dan Olahan
Makanan cepat saji dan olahan umumnya mengandung karbohidrat olahan, lemak jenuh, dan garam dalam jumlah tinggi, yang semuanya dapat berkontribusi pada kenaikan gula darah dan meningkatkan risiko resistensi insulin. Sosis, nugget, dan kentang goreng adalah contoh makanan olahan yang seringkali tinggi kalori dan rendah nutrisi. Sebaiknya, pilihlah makanan segar yang kaya akan nutrisi dan rendah indeks glikemik.
6. Sereal Manis
Sereal manis yang sering disajikan sebagai menu sarapan juga bisa menjadi penyebab lonjakan gula darah. Kebanyakan sereal manis mengandung banyak gula tambahan dan karbohidrat olahan, yang akan langsung menaikkan kadar gula setelah sarapan. Jika ingin mengonsumsi sereal, pilihlah sereal gandum utuh yang rendah gula dan kaya serat.
Kesimpulan
Menjaga kadar gula darah adalah langkah penting dalam mempertahankan kesehatan secara menyeluruh. Makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti roti putih, minuman manis, dan camilan manis berpotensi meningkatkan gula darah dengan cepat. Memilih makanan sehat dan membatasi konsumsi gula tambahan adalah salah satu cara terbaik untuk mengelola gula darah. Tetaplah memilih sumber karbohidrat kompleks dan makanan yang lebih alami agar kadar gula tetap stabil sepanjang hari.
Baca Juga: Masyarakat Bakal Dapat Hadiah dari Negara saat Ultah Mulai 2025, Begini Cara Daftarnya
Berita Terkait
-
Daftar 7 Makanan Tinggi Protein yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan
-
Berapa Kadar Asam Urat Normal pada Lansia? Simak Cara Mengatasinya Tanpa Obat
-
Cek 6 Manfaat Nanas untuk Kesehatan Tubuh yang Teruji Khasiatnya
-
8 Makanan yang Harus Dihindari Ibu Menyusui untuk Memperbaiki Kualitas ASI
-
Waspada Henti Jantung Saat Olahraga Lari di Cuaca Ekstrem, Ini Tips Dokter
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan