Suara.com - Wanita hamil dan ibu menyusui yang sering menggunakan produk makeup dan perawatan pribadi, memiliki risiko paparan bahan kimia berbahaya yang lebih tinggi. Fakta ini diungkap studi terbaru dari Universitas Brown.
Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan produk riasan, kutek, parfum, hingga pewarna rambut dapat meningkatkan kadar zat kimia berbahaya dalam darah dan ASI.
Dikutip dari Medical Daily, Kamis (14/11/2024), tim peneliti dari Universitas Brown mendeteksi kadar per- dan polifluoroalkil substansi (PFAS) yang lebih tinggi dalam plasma darah dan ASI pada ibu hamil dan menyusui yang menggunakan produk perawatan pribadi umum.
Produk seperti makeup, hairspray, dan pewarna rambut yang digunakan selama kehamilan atau menyusui berisiko meningkatkan kandungan PFAS dalam tubuh.
PFAS dikenal sebagai bahan kimia yang ada di lingkungan sekitar, namun hasil penelitian ini menegaskan bahwa produk perawatan pribadi juga menjadi sumber PFAS yang perlu diperhatikan.
Amber Hall, penulis studi dan peneliti pascadoktoral di bidang epidemiologi di Universitas Brown, menyarankan agar ibu hamil dan menyusui lebih bijak dalam menggunakan produk perawatan pribadi untuk mengurangi paparan zat berbahaya ini.
Penelitian ini juga menyoroti risiko kesehatan serius yang terkait dengan paparan PFAS. Sebelumnya, PFAS diketahui berkaitan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti penyakit hati, gangguan kardiometabolik, kardiovaskular, hingga kanker.
Dalam konteks kehamilan, PFAS dapat berdampak buruk pada perkembangan janin, seperti meningkatkan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan gangguan saraf pada bayi.
Penelitian ini melibatkan sekitar 2.000 wanita hamil di Kanada dari tahun 2008 hingga 2011. Para peneliti memeriksa penggunaan produk makeup selama trimester pertama hingga pascapersalinan.
Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan makeup setiap hari selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan 14 persen kadar PFAS dalam plasma darah dan peningkatan 17 persen dalam ASI.
Joseph Braun, salah satu peneliti yang telah meneliti efek kesehatan PFAS selama lebih dari satu dekade, menekankan bahwa studi ini memberikan wawasan penting bagi masyarakat untuk lebih mempertimbangkan dampak dari produk yang mereka gunakan.
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat mendorong regulasi pemerintah untuk mengurangi paparan PFAS yang berasal dari produk perawatan pribadi. (antara)
Berita Terkait
-
7 Rekomendasi Skincare Lokal Untuk Ibu Hamil dan Menyusui, Tetap Glowing Tanpa Khawatir
-
Nekat Gugurkan Kandungan 8 Bulan Demi Pekerjaan, Wanita di Bekasi Ditangkap Polisi
-
7 Rekomendasi Skincare untuk Busui, Ada Anti Aging dan Mencerahkan Kulit
-
Riset: Banyak Perempuan Muda Tak Nyaman Lihat Ibu Menyusui di Tempat Umum, Kok Bisa?
-
Hak Ibu Menyusui dan Peran Support System untuk Tumbuh Kembang Optimal Anak
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia